PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Wahyu Nofitasari (43), warga Pandaan, Kabupaten Pasuruan, menjadi korban KDRT yang dilakukan suaminya, Young Mo Kang (65), seorang WNA Australia. Mereka telah bersama selama 19 tahun.
Korban mengaku kerap mendapatkan kekerasan, bukan hanya kekerasan fisik, korban juga mengalami kekerasan lainnya, seperti kekerasan verbal, seksual, keuangan, hingga psikis.
Baca Juga: Ketua DPRD Pasuruan Support Penuh Persekabpas untuk Terus Menang di Liga Nusantara
“Sejak pertama, saya kenal dan mulai kebersamaan dengannya, saya sudah mengalami kekerasan secara fisik, verbal,” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (20/11/2024).
Sementara itu, Erwin Indra Prasetya selaku penasihat hukum menyebut kliennya ini sudah mengalami PTSD atau Past Traumatic Stress Disorder dengan tingkatan berat.
“Hasil itu dari ahli psikologi yang melakukan pemeriksaan terhadap klien kami yang sudah lama menjadi korban KDRT,” katanya.
Baca Juga: Peringatan Harkodia di Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pilar Utama Pencegahan Korupsi
Ia mengatakan, gangguan berat ini menjadi bukti bahwa kliennya berkali-kali mengalami KDRT.
“Karena klien kami memang sudah mengalami KDRT sudah bertahun - tahun, dan sekarang klien kami sudah dalam titik tidak kuat dan tidak bisa menahan KDRT,” cetusnya.
Erwin juga menyayangkan sikap Polres Pasuruan yang sampai saat ini belum segera memproses laporan kliennya. Padahal, pengaduan dilakukan 10 bulan yang lalu.
Baca Juga: Polisi di Pasuruan Ringkus Bandar Sabu
Pengaduan ini sudah diregister dengan nomor: LPM/414/XII/2023/SPKT Polres Pasuruan, pada 4 Desember 2023, dan baru terbit surat laporan polisi 11 Oktober 2024
"Kami dapat info kalau terduga pelaku yakni WNA itu suami dari kliennya dua kali tidak datang saat dimintai keterangan oleh polisi,” ucap Erwin.
Menanggapi perkara yang ada, Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Achmad Doni Meidianto, menyampaikan saat ini pihaknya sudah melakukan proses hukum yang berlaku dengan prosedur yang ada.
Baca Juga: Satlantas Polres Pasuruan Perbaiki Jalan Berlubang Jelang Nataru
"Sudah kita proses sesuai peraturan dan prosedur, nantinya akan kita gelar perkara yang ada kalau sudah terpenuhi bukti," tutup Doni. (par/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News