SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Konflik rencana modernisasi Pasar Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan (LKMK) Wonorejo, Rungkut Surabaya makin memanas. Kondisi itu terjadi sesudah beberapa hari lalu, pihak investor menggali dan menancapkan patok, tandai dimulainya pembangunan pasar yang sudah puluhan tahun dipakai warga sekitar sebagai pasar krempyeng.
Diawali dengan syukuran dan tumpengan yang digelar di Kantor Kelurahan Wonorejo, Rungkut, Surabaya dan diikuti Lurah Wonorejo, anggota Polsek Rungkut, dan warga yang melintas waktu digelar syukuran.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Muhammad Iksan, Pengurus LKMK Wonorejo mengatakan, warga sebenarnya tidak menolak rencana modernisasi pasar itu, meski di awal sempat menolak rencana pembangunan pasar, karena menilai tidak ada keuntungan untuk warga dan pedagang, kalau pasar dimodernisasi atau dibangun ulang.
"Kita di awal-awal memang sempat menolak rencana pembangunan pasar, tapi sesudah beberapa kali pedagang dan tokoh masyarakat bertemu akhirnya mereka tidak menolak rencana modernisasi itu. Warga hanya menolak, kalau harga stand yang diberikan sesudah dilakukan modernisasi jauh dari kemampuan para pedagang dan warga yang biasa berdagang di dalam pasar," ujar Iksan, Senin (14/9).
Dipaparkannya, kalau harga setiap stand yang ditawarkan investor di atas Rp 70-100 juta, maka akan sangat memberatkan pedagang pasar yang sebagian besar berpenghasilan sangat rendah dalam bertransaksi. "Ini pasar krempyeng, bukan pasar yang dikelola pemkot atau swasta, ini murni pasarnya rakyat, tanahnya saja tanah wakaf," jelas Iksan.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Selain mengeluhkan soal harga stand, para pedagang dan warga yang biasa beraktifitas di dalam pasar juga meragukan investor atau pengembang yang akan membangun pasar. "Sampai sekarang ini tidak ada kejelasan, siapa investor yang akan membangun pasar, kami hanya diberikan janji sama Haji Saifi (mantan anggota DPRD Surabaya dari PKB), kalau pasar pasti akan dibangun dan investor sudah siap," tutur Iksan yang juga tokoh masyarakat Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Ditambahkan Iksan, kalau memang ada investor yang jelas, maka harusnya mereka terbuka pada warga, tidak ditutupi seperti sekarang. "Untuk itu, kami akan tetap menolak rencana modernisasi itu, sampai ada kejelasan dan kepastian siapa investornya termasuk harga stand yang baru," tukasnya.
Para pedagang di Pasar LKMK Wonorejo juga mengaku keberatan dengan uang muka kredit stand yang sudah dipastikan besarnya, 30% dari jumlah nilai kredit yang harus ditanggung setiap pedagang yang akan membeli stand baru.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
"Ini gak wajar, harusnya kredit itu dihitung dari harga pokok bukan harga kredit, ini sangat tidak masuk akal dan memberatkan kami," tegas Iksan.
Sementara Haji Saifi dan Mutholib yang menjadi penggerak rencana modernisasi Pasar LKMK Wonorejo sampai sekarang tidak bisa ditemui. Bahkan beberapa kali dikontak, ponselnya tidak menjawab.
Dari pantauan di rumah Haji Saifi yang ada di kawasan Wonorejo, Rungkut, sekitar 100 meter dari lokasi pasar, hanya terlihat banner-banner yang dipasang di pagar rumah, bergambar rencana modernisasi Pasar LKMK, Wonorejo, Rungkut, Surabaya dan tidak ada aktifitas.
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Rencananya, Pasar LKMK Wonorejo, Rungkut, Surabaya akan dibangun 2 lantai dan akan ditempati maksimal 80 pedagang yang sudah lama beraktifitas di dalam pasar tradisional. (yul/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News