Empat Pria di Surabaya Tewas Usai Pesta Miras

Empat Pria di Surabaya Tewas Usai Pesta Miras Jasad salah seorang korban pesta miras dikeluarkan petugas dari Kamar Mayat RSUD dr Soetomo. Sebelumnya, korban beserta tiga rekanya yang kesemuanya meninggal dirawat di RSU Soewandhie. foto: rusmiyanto/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pesta minuman keras (miras) kembali merenggut sejumlah nyawa. Kali ini, empat orang pria mati sia-sia karena menenggak miras oplosan berjenis cukrik di sebuah warung kopi sekitar Pasar Buah Wonokusumo, Semampir, pada Selasa (15/9) malam.

Awal mula pesta miras diikuti oleh 10 orang. Belakangan, satu persatu peserta tewas setelah sebelumnya mendapat perawatan di RSU dr Soewandhie, . Terhitung, sejak usai pesta miras digelar hingga Rabu (16/9) malam, ada empat korban meninggal. Keempatnya adalah Wawan (37 tahun) warga Kalianak, Tinggal (35) warga Wonosari Lor, Tamin (38) Wonosari Tengah (samping PPAY) dan M. Ramadhani Wonokusumo Kidul Gg 1.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

Kapolsek Semampir, Kompol Syukur saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com mengenai kejadian tersebut menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan dari warga sekitar rumah korban Rabu (16/9) siang.

"Kita baru mendapatkan laporan dari warga pada siang tadi (kemarin) dan telah kita lakukan pemeriksaan ternyata sudah jatuh korban jiwa sebanyak 4 orang terhitung sejak Selasa", ujarnya.

Beberapa sumber menyebutkan, usai pesta miras, para pemabuk pulang ke rumah masing-masing. Tinggal, korban pertama yang meninggal, pulang dengan kondisi mabuk berat. Tak lama kemudian dia menghembuskan nafas terakhir.

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

Korban kedua adalah Wawan. Dia mengalami sakit perut dan sesak nafas. Karena mengalami kejang akhirnya dilarikan ke RSU dr Soewandhie. Wawan pun meninggal di rumah sakit lantaran nyawanya tak tertolong. Selain Wawan, pada hari yang sama, dua teman mereka yakni Tamin dan Moch Ramadhani juga mengalami masa kritis di rumah sakit tersebut. Rabu siang, Tamin akhirnya tewas. Tewasnya Tamin kemudian memantik warga untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Semampir.

Kompol Syukur yang menerima laporan kemudian meluncur ke RSU Soewandhie untuk melihat salah satu korban yang masih selamat. Hanya selisih beberapa jam, akhirnya Moch Ramadhani menyusul Tamin pada Rabu sore.

"Dari hasil pemeriksaan untuk keempat korban tewas tidak ditemukan busa di mulutnya, hanya mengalami sesak dada dan pusing berat", ujar Syukur.

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

Dari keempat korban tersebut, satu korban yaitu Tinggal sudah dimakamkan pada Rabu (16/9) pagi. Sehingga hanya tiga korban yang dikirim ke RSUD dr Soetomo untuk dilakukan otopsi.

"Tiga korban dilakukan otopsi bertujuan untuk mencari penyebab tewasnya mereka, dan hasil bisa kita terima sekitar 1 minggu,'' tambah Syukur.

Mengenai enam pelaku pesta miras lainnya, Kompol Syukur mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan para pasien yang masuk di RSU Soewandhie apakah 6 orang tersebut juga mengalami sakit yang sama dengan 4 korban yang lain.

Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak

Saat ini, ujar Kompol Syukur, pihak Polsek Semampir melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi. Mereka adalah warga yang melihat dan pemilik warung. Tujuannya agar penyebab tewasnya empat orang tersebut segera diketahui. Sebab pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian empat orang tersebut lantaran informasi yang diterima masih sangat minim.

”Masih ada saksi-saksi lagi yang akan kami periksa, termasuk pegawai warung saat jaga di malam itu,” tutup Syukur.

Salah satu keluarga korban Muhammad Ali Anur (44), -kakak Moch Ramadani,- mengatakan adiknya tewas pada Rabu sore di Rumah Sakit. Dia mengaku sempat melarikan Ramadani ke Rumah Sakit Karang Tembok. Namun, karena kurangnya alat medis, dia kemudian dirujuk ke RSU Soewandhie. 

Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah

Ali Anur mengaku sudah mengetahui kalau adiknya sering menengguk miras. Meski sering dinasehati, namun tidak pernah digubris. Menurutnya, umur Ramadani yang sudah mencapai 44 tahun semestinya sudah mengetahui segala risikonya.

”Saya hanya bisa menasehatinya saja. Tidak lebih,” ujarnya.(yan/sta/lan) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO