SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai PDI Perjuangan tetap menjadi kandidat kuat dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2029 mendatang.
Menurutnya, hal ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan pengamatan hasil Pilkada dan Pileg selama ini, PDIP terbukti menjadi satu-satunya partai yang berhasil hattrick di Pileg 2024, meski sedang berkonflik dengan Jokowi.
Baca Juga: Hadir di Acara HUT PDIP ke-52, Mas Dhito Ajak Kader untuk Kuatkan Tiga Pilar
"Kalau kita mau bicara realitas politik, hari ini harus diakui PDIP kalah pilpres, tapi PDIP tetap menjadi pemenang pileg hattrick. Belum pernah ada partai politik yang bisa seperti itu," kata Adi Prayitno.
Hal itu disampaikan Adi Prayitno saat menjadi pembicara dalam seminar menyambut HUT ke-52 PDI Perjuangan, di salah satu hotel di Surabaya, Sabtu (11/1/2025).
Seminar itu mengambil tema "Refleksi 52 Tahun PDI Perjuangan, Perjalanan Panjang Serta Berliku Merawat dan Mengawal Demokrasi".
Baca Juga: PDIP Kabupaten Kediri Gelar Tasyakutan HUT ke-52, Murdi: Pejah Gesang Nderek Bu Mega
Selain Adi Prayitno, seminar juga menghadirkan narasumber Prof. Ikrar Nusa Bhakti, serta Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Adi menilai keberhasilan PDIP memenangkan Pileg dalam tiga pemilu berturut-turut tak lepas dari kualitas kader-kader partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"PDI Perjuangan membuktikan bahwa partai adalah tempat memproduksi calon-calon pemimpin," sebutnya.
Baca Juga: HUT ke-52 PDIP, DPC Gresik Gelar Syukuran dan Dengarkan Pidato Politik Megawati
Terbukti, tambah dia, di Pilkada DKI Jakarta 2024, pasangan kader Banteng, Pramono-Rano Karno, berhasil menang melawan koalisi gemuk KIM Plus.
Juga sosok Jokowi yang dulunya tak menjadi pilihan partai lain pun berhasil menjadi tokoh besar, meskipun kini telah berpindah haluan.
"Saya yang tinggal di Jakarta agak kaget saat PDIP mencalonkan Pramono melawan KIM plus dan menang. Di 2029, PDIP wajib mencalonkan kadernya sebagai calon presiden," ujarnya.
Baca Juga: Siap Dipenjara, Hasto: Menyongsong Jeruji Suatu Kehormatan, Bagian dari Pengorbanan Cita-Cita
Adi menyebut PR besar partai soekarnois tersebut adalah mencari sosok the next leader yang mampu menjadi wajah PDIP yang bersahabat.
"PR besarnya adalah mencari siapa the next leader yang disiapkan PDIP untuk Pilpres. Pertahankan siapa pun yang diusung PDIP, haram hukumnya dari kader naturalisasi," sebut Adi.
Dia menambahkan, PDIP juga perlu menghadirkan tokoh yang fleksibel. Memiliki citra yang mengayomi, minim perpecahan.
Baca Juga: Sapa Warga Kawasan Wisata Sumber Gundi Kediri, Mbak Cicha Sampaikan Program Cabup Dhito
Berdasarkan survei yang paling mendekati kategori tersebut, menurut Adi, adalah Puan Maharani.
Adi mengungkapkan, saat ini kader yang muncul di internal PDIP hanya Puan, karena dia dianggap mewakili segala-galanya.
"Per hari ini popularitasnya hampir mencapai 70 persen. Sayangnya ada yang suka dan ada yang tidak suka. Maka harus mengonfirmasi sosok seperti Mbak Puan menjadi guidance," katanya.
Baca Juga: Pamer Naik Jet Pribadi, Kekayaan Ketua Banggar DPR RI Asal Madura Melonjak 200 Persen
"Membangun citra politik adalah syarat penting bagi partai karena pertarungan antara wajah PDIP yang lunak dan keras itu perlu dipikirkan," pungkasnya. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News