KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menjelang hari raya Idul Adha, tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat Kota Kediri terhadap hewan kurban menurun mencapai 40 persen.
Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Kediri Hariyanto mengatakan, penyebab menurunnya konsumsi dan daya beli masyarakat terhadap hewan kurban saat ini karena tidak ada kesetabilan ekonomi. “Penurunan mencapai 40 persen, ini karena pengaruh dari tingginya nilai dolar, dan juga usai pendaftaran siswa baru (PPDB),” kata Hariyanto saat memeriksa hewan kurban pada pedagang dadakan.
Baca Juga: Simak Batas Makan Daging Per Hari Sesuai Anjuran Dokter
Lebih lanjut Hariyanto menuturkan jika saat ini stok hewan di Kedri masih tersisa sangat banyak, karena meskipun di Kota Kediri tidak memiliki banyak stok hewan korban, namun hewan kurban banyak didatangkan dari luar daerah sekitar.
“Untuk di Kota Kediri hanya 20 persen, karena di kota Kediri tidak ada lahan untuk itu, dan kita setiap tahun mendatangkan dari luar kota, seperti Kabupaten Kediri, Kabupaten Trenggalek,” terangnya.
Pihaknya juga menolak hewan yang berasal dari lain provinsi, terutama hewan korban yang didatangkan dari Jawa Tengah, karena daerah tersebut endemis virus Anthrax. Untuk itu pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat. "Harus ada ijin mendatangkan hewan antar provinsi. Kita akan lakukan pengawasan pada pedagang hewan kurban, jika ada yang didatangkan dari luar provinsi kita cek kesehatan dan menahannya," tandasnya.\
Baca Juga: Unipra Surabaya Sembelih 2 Sapi dan Seekor Kambing pada Idul Adha 2024
Sementara itu, dari pemeriksaan kesehatan hewan kurban rata-rata tidak ada yang berpenyakit, hanya saja pihaknya menjumpai ada sejumlah pedagang yang menjual hewan kurban belum poel. Untuk itu, pihaknya menhimbau agar masyarakat dalam membeli lebih teliti lagi.
“Kami tadi sempat menemukan ada hewan belum poel tetap dijual. Bagi penjual tidak masalah, tapi bagi pembeli harus hati-hati. Meski kelihatannya besar, tapi belum poel akan mengurangi syarat berkurban,” terang Hariyanto. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News