Gubes ITS Kembangkan Metode Meshless untuk Komputasi Material yang Efisien

Gubes ITS Kembangkan Metode Meshless untuk Komputasi Material yang Efisien Mas Irfan Purbawanto Hidayat saat menjelaskan Meshless Method kepada mahasiswa pascasarjana di Laboratorium Inovasi Material ITS. (Ist)

BANGSAONLINE.com - Guru Besar (Gubes) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mas Irfan Purbawanto Hidayat, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Perkembangan dan Peran Disiplin Komputasi Material: dari Geometri hingga AI, dan dari Energi hingga Green Economy, menjelaskan ranting keilmuan yang digelutinya merupakan penerapan dari teknik komputasi dalam bidang ilmu dan rekayasa material.

“Kepesatan ilmu komputasi ini menawarkan paradigma baru untuk pengembangan bidang keilmuan dan rekayasa material,” tutur Irfan (17/3/2025).

Irfan menyebutkan bahwa komputasi material memiliki peran ganda dalam penerapannya. Kedua peran krusial tersebut untuk memprediksi sifat material yang belum diketahui dan juga untuk mengoptimalkan material yang sudah ada.

“Pentingnya kedua peran tersebut dapat didalami dengan hubungan atau peta Processing-Structure-Property-Performance (PSPP),” jelasnya.

Berangkat dari peran tersebut, alumnus magister dan doktor dari Universiti Teknologi Petronas, Malaysia ini membawakan kebaruan keilmuan berupa sebuah domain komputasi yang dapat diproses tanpa menggunakan mesh (jaring-jaring material) atau meshless method.

Metode tersebut memungkinkan analisis yang lebih mendekati karakteristik partikel material serta menghadirkan proses modifikasi yang lebih natural tanpa harus memecah mesh.

Tak hanya itu, keunggulan meshless method dapat diintegrasikan dengan deep learning, sehingga menghasilkan Physics-Informed Neural Networks (PINN). Dalam konteks ini, parameter yang terkait dengan prediksi maupun optimasi material dapat dilakukan secara terintegrasi dan lebih efisien.

“Integrasi ini disebut digital engineering yang menghasilkan solusi untuk berbagai permasalahan sains maupun teknik,” sebutnya.

Dengan berbagai keunggulan di bidang komputasi material, Indonesia seakan mendapatkan amunisi baru untuk menunjang rencana pemerintah guna mencapai net zero emission. Irfan menyampaikan bahwa masih perlu penekanan dan fokus pada bidang ini, khususnya di Indonesia.

“Bidang ini sangat berperan penting dalam integrasi alur kerja untuk penemuan dan inovasi di eksplorasi, karakterisasi, hingga proses manufaktur material,” terangnya.

Tak hanya berhenti di situ, Irfan juga menekankan bahwa pengembangan komputasi material ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Secara khusus, bidang ini berkontribusi pada SDG 9, yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur dengan mendorong inovasi pengembangan material yang lebih efisien dan berkelanjutan. Selain itu, komputasi material juga berperan penting dalam mencapai SDG 7, yaitu energi bersih dan terjangkau.

Terakhir, Irfan berharap agar bidang komputasi material ini dilakukan pendalaman lebih lanjut. Dengan pengembangan lebih lanjut, tentunya akan berdampak baik pada keilmuan dan rekayasa material di Indonesia.

"Saya berharap lebih banyak peneliti dan mahasiswa yang tertarik untuk mendalami bidang ini," pungkasnya. (msn)