
BANGSAONLINE.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan produk garam spa bertajuk ITSpa sebagai bentuk hilirisasi produk riset. Peluncuran dilakukan dalam acara Pameran Kampoeng Kreasi (Pakasi) ke-6 2025 yang di Atrium Utama Royal Plaza, akhir Mei lalu.
Ketua Tim ITSpa, Siti Nurkhamidah, mengenalkan ITSpa sebagai salah satu program hibah Higher Education for Technology and Innovation - Asian Development Bank (HETI-ADB) 2024 dengan skema Entrepreneurship Invitation Teknologi Tepat Guna.
ITSpa lahir dari riset teknologi pembuatan garam dengan metode tunnel yang diimplementasikan di Kusamba, Bali.
“Dari penelitian tersebut, kami melakukan diversifikasi produk ke sektor kesehatan dengan menciptakan garam spa,” katanya, Senin (2/6/2025).
Lebih lanjut, Siti Nurkhamida juga menegaskan bahwa proyek hilirisasi ini tidak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu, tetapi merupakan buah kolaborasi lintas fakultas. Yakni antara Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasan Sistem (FTIRS), Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), serta Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD).
Masing-masing berperan dalam desain alat produksi, formulasi produk, produksi, pengemasan dan branding, serta pemasaran. Upaya hilirisasi ini juga didukung oleh fasilitas produksi yang disediakan oleh Science Techno Park (STP) Maritim, yang memungkinkan proses pembuatan garam spa dilakukan di lingkungan kampus.
Dosen Program Studi Teknik Pangan ITS tersebut menyampaikan bahwa komersialisasi ITSpa merupakan langkah strategis dalam mendorong hilirisasi hasil riset agar tak hanya berhenti di ranah akademik. Produk ini dipilih untuk dikembangkan secara bisnis karena memiliki potensi pasar yang luas di sektor wellness dan perawatan diri, yang saat ini tengah tumbuh pesat.
“Selain itu, proses produksinya memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti garam laut dari Madura yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Siti memaparkan produk ini terbuat dari bahan utama alami seperti garam Madura, garam Himalaya, dan garam Epsom. Ketiga jenis garam ini kemudian dipadukan dengan essential oils pilihan seperti lavender, jasmine, rose, peppermint, dan lemongrass, yang masing-masing memiliki fungsi aromaterapi. Proses pencampurannya mempertimbangkan takaran ideal yang efektif dari segi fungsi, aman bagi kulit dan memberikan pengalaman spa yang menyegarkan di rumah dengan harga yang relatif terjangkau.
Alumnus S1 Teknik Kimia ITS ini juga mengungkapkan rencana tim pengembang ITSpa untuk terus merancang berbagai produk turunan yang masih berada dalam lini perawatan tubuh berbasis bahan alami. Di antara rencana produk yang akan dikembangkan adalah natural soap bar, bath bomb dengan efek gelembung aromaterapi, dan scrub untuk eksfoliasi kulit yang mendukung pengalaman relaksasi menyeluruh.
Siti berharap ITSpa dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi, terutama bagi petani garam lokal yang dilibatkan dalam rantai pasok bahan baku. “Kami ingin mendorong kewirausahaan berbasis riset agar tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar hadir dan berdampak di masyarakat,” tandas Siti optimistis. (msn)