Ajak Komunitas Senapan Angin, Pemdes Gredek Gresik Gelar Festival Gropyokan Tikus

Ajak Komunitas Senapan Angin, Pemdes Gredek Gresik Gelar Festival Gropyokan Tikus Peserta festival gropyokan tikus saat berburu hama tikus. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Gredek, Kecamatan Duduksampeyan, menggelar Festival Gropyokan Tikus.

Cara ini dilakukan untuk menghilangkan hama tikus pemakan padi. Bagi peserta yang berhasil menangkap tikus terbanyak akan mendapatkan hadiah sejumlah uang.

Festival gropyokan tikus yang merupakan tradisi tahunan. Kali ini diadakan berbeda dengan tahun lalu. Panitia menggandeng komunitas penembak dengan senapan angin.

"Gropyokan ini berlangsung selama sepekan ke depan, mulai 1 Mei 2025, pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB," kata Kepala Desa (Kades) Gredek, Bahrul Ghofar, Jumat (2/5/2025).

Dikatakan Ghofar, dalam gropyokan tikus, para peserta menyisir area persawahan yang telah ditentukan.

Jika berhasil menangkap tikus hidup atau mati akan dibawa ke Balai Desa Gredek, untuk seekor tikus dihargai Rp1.500.

"Peserta yang rata-rata petani itu beramai-ramai membasmi tikus dengan cara ditembak atau menggunakan senapan angin milik mereka masing-masing. Mereka langsung menuju sawah untuk berburu tikus yang mengancam produktivitas padi. Dalam gropyokan ini, petani bergerak serentak menyisir area persawahan yang menjadi tempat persembunyian tikus," ungkapnya.

Ia mengatakan, pemberantasan hama tikus dengan menggunakan senapan angin lebih jitu dan aman, dibanding memasang jebakan aliran listrik.

"Setrum tikus sangat berbahaya, karena dapat membunuh tikus dan membahayakan nyawa petani yang menggunakan. Karena sudah banyak yang menjadi korban, sehingga gropyokan ini dilakukan," jelasnya.

Festival Gropyokan ini, lanjut Ghofar, juga diadakan untuk memacu semangat petani dalam menjaga sawah dari serangan hama tikus.

"Gropyokan ini diadakan untuk memacu semangat petani menjaga sawah dari hama. Yang bisa menangkap tikus, akan mendapatkan bonus Rp 1.500 per ekor. Ini sebagai wujud apresiasi kepada peserta dalam upaya memberantas hama tikus," tandasnya.

Ghofar menambahkan, gropyokan tikus lebih efektif membasmi hewan pengerat ini dan membangun kebersamaan antar petani.

"Festival gropyokan tikus ini tidak sekadar membasmi hama tikus, tetapi yang terpenting, mampu menumbuhkan rasa gotong-royong antarmasyarakat petani,” terangnya.

Sarjan, salah satu petani peserta festival gropyokan tikus, mengatakan bahwa kesulitan yang dialami adalah ada beberapa sawah yang padi tumbuhnya sudah mulai tinggi.

"Sulitnya saat mencari tikus ini ada di beberapa sawah yang padinya sudah tumbuh sudah tinggi. Sehingga untuk melihat keberadaan dan pergerakan tikus sedikit terganggu," pungkasnya. (hud/van)