
JEMBER, BANGSAONLINE.com - Dalam rangkaian program Bunga Desaku atau akronim dari Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan di Kecamatan Ambulu pada Minggu (27/7/2025), Bupati Jember, Muhammad Fawait, menyempatkan diri bertemu langsung dengan para guru ngaji.
Pertemuan itu menjadi simbol penghargaan atas peran strategis guru ngaji dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
Dalam sambutannya, kepala daerah yang akrab disapa Gus Fawait itu menegaskan bahwa pendidikan tinggi tak akan bermakna jika tidak disertai dengan akhlak yang kuat.
"Sebesar apa pun gelar yang dimiliki seseorang, bila tidak memiliki akhlak, maka ilmunya menjadi sia-sia. Akhlak tetap menjadi fondasi utama," ucapnya.
Ia juga menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi masa lalu, saat guru ngaji harus mengantre panjang hanya untuk menerima insentif. Menurut dia, hal ini tidak sesuai dengan martabat profesi yang berperan membentuk nilai moral masyarakat.
"Saya tegaskan, tahun ini pembayaran insentif untuk guru ngaji harus dilakukan secara bermartabat, tanpa antrean. Mereka patut dihormati," tuturnya.
Untuk mempercepat pencairan, Gus Fawait telah menginstruksikan seluruh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) agar proses administrasi dapat dilakukan di tingkat desa.
"Kalau bisa, semua berkas diurus di kantor desa. Tidak perlu jauh-jauh datang ke kabupaten," ujarnya.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setdakab Jember, Nurul Hafid Yasin, menambahkan bahwa pendataan guru ngaji telah mencapai 60 persen dan ditargetkan rampung dalam satu minggu.
Setelah pendataan selesai, verifikasi akan dilakukan dengan Dinas Kependudukan, lalu uji publik selama tiga hari sebelum terbitnya SK.
"Setelah pendataan selesai, kami akan melakukan verifikasi dengan Dinas Kependudukan. Selanjutnya akan digelar uji publik selama tiga hari sebelum penerbitan SK," kata Hafid.
SK tersebut akan menjadi landasan hukum dalam pencairan insentif. Pemkab Jember berkomitmen untuk memastikan guru ngaji menerima haknya tanpa penundaan.
Langkah ini sejalan dengan visi Bupati Fawait dalam membangun Jember yang tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga tangguh secara moral. "Karena dari para guru ngaji, lahir generasi yang tidak hanya pintar, tapi juga berakhlak mulia," pungkasnya. (nga/yud/mar)