Aktivitas Tambang Dikecam Masyarakat, DPRD Gresik Desak Optimalisasi Pajak

Aktivitas Tambang Dikecam Masyarakat, DPRD Gresik Desak Optimalisasi Pajak Salah satu aktivitas tambang di Gresik. Foto: Ist

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Aktivitas penambangan galian C, dan lalu lintas dump truck pengangkut hasil tambang di Kota Pudak terus menuai kecaman dari masyarakat. 

Selain dinilai merusak lingkungan, kendaraan tersebut juga dianggap sebagai penyebab utama kerusakan jalan. Banyak dump truck yang beroperasi dengan muatan melebihi kapasitas atau tergolong ODOL (over dimension over loading).

Pantauan BANGSAONLINE.com menunjukkan, keluhan masyarakat terhadap aktivitas tambang dan armada pengangkutnya banyak disuarakan melalui media sosial (Facebook), salah satunya Gresik Sumpek (GS).

"Biar pun dalane dimulusno, dikuati, percuma nek truck gede-gede gowo beban berton-ton. 10-50 truk tiap hari. Berapa ton? Opo kuat jalan aspal dilewati berton-ton puluhan ton tiap hari?," keluh salah satu netizen, A**y R***n, yang dikutip pada hari ini, Selasa (12/8/2025).

"Pengusaha angkutan galian C pinter dan cerdas. Masyarakat Gresik sik sibuk mikir wetenge dewe-dewe," cetus lainnya, O* S****.

Di sisi lain, Ketua Komisi II DPRD Gresik, Wongso Negoro, menyoroti rendahnya kontribusi sektor tambang terhadap PAD (pendapatan asli daerah). 

Ia menyebutkan, target pajak mineral bukan logam dan batuan dalam APBD Gresik tahun ini hanya sebesar Rp4.255.000.000,00. Hingga Juli 2025, capaian pajak baru mencapai Rp1.432.806.400,00. atau sekitar 33,67 persen.

"Meski targetnya kecil, tapi capaiannya juga tergolong masih rendah," ujarnya saat dikonfirmasi.

OPD terkait pun diminta untuk lebih mengintensifkan pemungutan pajak dari sektor tambang, mengingat aktivitasnya cukup masif di wilayah selatan maupun utara.

"Gresik ini banyak aktivitas tambang. Kami minta agar pendapatan sektor ini lebih diintensifkan. Apalagi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sektor ini juga besar," tuturnya. (hud/mar)