
"Yang mendasari adalah bahwa sebenarnya yang merdeka itu adalah Bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Dan NKRI berdiri pada tanggal 18 Agustus 1945. Karena yang dijajah adalah Bangsa Indonesia yang berjuang adalah Bangsa Indonesia, maka Bung Karno mengatakan "Kami Bangsa Indonesia" bukan kami Republik. Kita harus bersyukur berdirinya negara,"urainya.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Bung Karno, Guruh Soekarnoputra, saat menyampaikan amanat yang dibacakan oleh perwakilan dari Yayasan Bung Karno, Teten, mengatakan bahwa Bangsa Indonesia telah berdiri tegak sejak 17 Agustus tahun 1945, sebagai bangsa merdeka berdaulat dan bermartabat dibawah panji merah putih.
"Kita telah melewati berbagai macam badai sejarah. Dari masa penjajahan, perjuangan, revolusi, pembangunan hinga era kemajuan teknologi bangsa masa kini.
Namun seperti kata Proklamator Bung Karno, perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,"kata Guruh Soekarnoputra melalui Teten.
Maka dari itu, lanjutnya , lewat ruwatan negara ini, kita memohon restu kepada Yang Maha kuasa, agar bangsa ini diberi keselamatan lahir dan batin, dijauhkan dari bala serta perpecahan dan senantiasa diberi petunjuk dalam melangkah menuju masa depan.
Menurut Teten, tema acara hari ini adalah Indonesia sebagai mercusuar perdamaian dunia, bukan hanya cita-cita, tetapi amanat konstitusi kita. Sebagai Bangsa besar, kita terpanggil untuk menghadirkan cahaya perdamaian, keadilan dan kemanusiaan bagi seluruh umat manusia.
"Ruwatan yang kita laksanakan bukan sekedar ritual budaya melainkan ikhtiar batiniah untuk memurnikan tekad, memantapkan niat, serta menyatukan energi kebangsaan, agar Indonesia mampu bersinar sebagai pelita peradaban dunia,"urainya.
Melalui momentum yang sakral ini, lanjut Teten lagi, ia mengajak semua yang hadir, untuk meneguhkan kembali rasa cinta tanah air, memperkokoh persatuan, menegakkan semangat gotong royong serta terus berjuang mewujudkan Indonesia yang adil, makmur berdaulat dalam kancah global.
"Mari kita sukseskan ruwatan negara ini sebagai wujud syukur, doa dan tekad kita bersama untuk membawa Indonesia menuju masa depan emas. Indonesia Raya, Indonesia Jaya, Indonesia sebagai Mercusuar perdamaian dunia,"tutup Teten. (uji/van)