
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka, di balik tembok tebal Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pamekasan, tersimpan semangat besar untuk bangkit dan mandiri.
Melalui program Bengkel Kerja, para warga binaan berhasil mengubah masa hukuman menjadi peluang dengan menghasilkan beragam produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mampu bersaing di pasaran.
Kini, bengkel kerja tersebut bukan sekadar tempat pelatihan, melainkan telah berkembang menjadi sentra produksi kreatif yang menyalurkan bakat, keterampilan, sekaligus harapan baru bagi para penghuni lapas.
Produk mereka bahkan mulai dikenal di pasar lokal dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani, menjelaskan bahwa program bengkel kerja merupakan bagian dari upaya pembinaan yang berorientasi pada masa depan.
“Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan yang benar-benar bisa diterapkan setelah bebas nanti,” ujarnya, Minggu (19/10/2025).
“Mereka harus keluar dengan kemampuan dan mentalitas baru — sebagai individu mandiri yang mampu menciptakan pekerjaan, bukan mencari-cari kesalahan masa lalu,” sambungnya.
Melalui pola pembinaan ini, setiap hari di bengkel kerja bukan hanya tentang bekerja, melainkan proses membangun kembali kepercayaan diri dan martabat para warga binaan.
Bengkel kerja Lapas Pamekasan kini menjadi wadah berbagai aktivitas produktif.
Para warga binaan dibagi ke dalam kelompok sesuai minat dan keahlian masing-masing. Dari tangan mereka lahir beragam produk unggulan seperti:
- Kerajinan kayu: miniatur perahu, miniatur Monumen Arek Lancor, hingga meja dan kursi dengan desain elegan.
- Jasa cuci kendaraan: layanan cuci mobil dan motor yang dikerjakan dengan profesional dan penuh tanggung jawab.
- Kuliner olahan: berbagai jenis kue kering, camilan tradisional, hingga minuman herbal kemasan yang higienis dan menarik.
Seluruh proses dilakukan dengan kedisiplinan tinggi, mulai dari perencanaan, produksi, hingga pengemasan.
Selain meningkatkan keterampilan teknis, kegiatan ini juga menumbuhkan nilai kerja sama, tanggung jawab, dan rasa memiliki.
Tim Kegiatan Kerja Lapas Pamekasan tengah menyiapkan strategi pemasaran digital melalui e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), agar produk karya warga binaan dapat dikenal lebih luas.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Fariz, menekankan pentingnya dukungan masyarakat dalam keberlanjutan program ini.
“Kami mengajak masyarakat dan instansi pemerintah untuk ikut mengapresiasi karya mereka. Setiap pembelian bukan sekadar transaksi, tapi bentuk dukungan terhadap proses perubahan hidup,” ujarnya.
Selain itu, Lapas Pamekasan juga terus menjalin kolaborasi dengan pihak swasta guna meningkatkan kualitas bahan baku dan memperkaya inovasi desain agar tetap relevan dengan tren pasar.
Dengan semangat pembinaan berbasis produktivitas, Lapas Pamekasan membuktikan bahwa penjara bukan akhir dari masa depan, melainkan tempat menata harapan baru.
Bengkel kerja ini menjadi contoh pembinaan yang humanis dan visioner yang dapat membentuk narapidana menjadi pribadi yang berdaya, terampil, dan berjiwa wirausaha.
“Lapas bukan sekadar tempat menjalani hukuman, tapi tempat menyiapkan masa depan,” tegasnya. (dim/van)