OJK Perkuat Literasi Keuangan Mahasiswa Uniska Lewat Program ini

OJK Perkuat Literasi Keuangan Mahasiswa Uniska Lewat Program ini Wakil Rektor II Uniska Kediri, Nisa Mutiara, saat menyerahkan cinderamata kepada Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - OJK terus mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan generasi muda melalui program OJK Mengajar, yang kali ini digelar di Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri, Kamis (23/10/2025). Kegiatan ini mengusung tema 'Kiprah Lembaga Pembiayaan bagi Kemajuan Ekonomi Nasional'.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor II Uniska Kediri, Nisa Mutiara. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi sinergi antara OJK dan dunia pendidikan dalam membangun pemahaman mahasiswa terhadap lembaga pembiayaan.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa mampu memahami lembaga pembiayaan yang legal dan logis, sehingga dapat terhindar dari praktik keuangan ilegal serta mampu mengelola keuangan dengan bijak,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menjelaskan bahwa sektor pembiayaan memiliki peran strategis sebagai penggerak ekonomi riil, pendukung pembiayaan produktif, serta pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Ia menyebutkan, hingga Agustus 2025, total aset industri pembiayaan mencapai Rp1.046,94 triliun, dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp967,59 triliun atau tumbuh 4,35 persen (yoy). Dari jumlah tersebut, sekitar Rp160,63 triliun atau 30,15 persen disalurkan ke sektor UMKM.

Agusman juga menyoroti kontribusi sektor pembiayaan dalam mendukung keuangan berkelanjutan, khususnya melalui pembiayaan kendaraan listrik.

“Per Agustus 2025, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik mencapai Rp19,45 triliun dengan lebih dari 285 ribu kontrak. Ini menunjukkan komitmen nyata industri pembiayaan dalam mendukung transformasi menuju ekonomi hijau,” paparnya.

Ia turut menyoroti pertumbuhan signifikan pembiayaan digital, termasuk skema Buy Now Pay Later (BNPL) yang meningkat 79,91 persen (yoy) dengan baki debet Rp18,22 triliun dan rasio NPF Gross 2,92 persen, masih di bawah ambang batas 5 persen. Agusman menekankan pentingnya prinsip 'legal dan logis' dalam bertransaksi keuangan.

“Legal berarti lembaga tersebut terdaftar dan diawasi oleh OJK, sedangkan logis berarti masyarakat menggunakan layanan keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuan finansialnya,” ucapnya.

Sedangkan Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ruang interaktif antara OJK dan mahasiswa, termasuk sesi tanya jawab seputar pembiayaan UMKM, pinjaman daring, dan cara mengenali lembaga pembiayaan resmi.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa semakin memahami peran strategis sektor pembiayaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta pentingnya perilaku keuangan yang cerdas, legal, dan logis di era digital,” tuturnya. (uji/mar)