Mau Hapus Wajah Jokowi dari Logo, Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Budi Arie Takut Kasus Judol?

Mau Hapus Wajah Jokowi dari Logo, Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Budi Arie Takut Kasus Judol? Budi Arie Setiadi dan Jokowi. Foto: Instagram @budiariesetiadi)

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Inilah manuver politik Budi Arie Setiadi terbaru dan tervulgar dalam setahun terakhir. Orang nomor satu relawan Pro Jokowi itu mulai banting setir. Jika selama ini ia selalu terdepan membela Jokowi – mantan presiden RI – kini justru pamit mau gabung ke Gerindra karena mau membela Prabowo Subianto.

Benarkah Budi Arie yang mantan Menkominfo itu sedang cari selamat dan cari perlindungan hukum kepada Presiden Prabowo karena diduga terlibat judi online?

Yang pasti, dalam politik tidak ada kawan dan lawan abadi. Yang ada hanyalah kepentingan abadi. Dalam konteks ini jangan tanya apakah Budi Arie masih setia atau tidak pada Jokowi dan keluarganya.

Budi Arie popular sebagai Ketua Umum Projo atau Pro Jokowi, yaitu salah satu relawan yang paling getol membela Jokowi. Semua media selama ini menulis bahwa Projo adalah singkatan Pro Jokowi. Apalagi logo Projo bergambar wajah Jokowi.

Selama ini juga tak pernah ada bantahan – baik dari Budi Arie maupun aktivis Projo yang lain – bahwa Projo adalah singkatan Pro Jokowi. Tapi kini tiba-tiba Budi Arie menyatakan bahwa Projo bukan singkatan Pro Jokowi.

"Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi Projo itu sendiri artinya negeri dalam bahasa Sanskerta, dan dalam bahasa Jawa Kawi artinya rakyat. Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya," ujar Budi Arie dalam Kongres ke-III Projo di Jakarta, Sabtu-Ahad (1-2 November 2025), seperti dilansir detik, Sabtu (1/11/2025).

Bukan hanya itu. Budi Arie juga akan menghapus wajah Jokowi dari logo Projo.

"Projo akan melakukan transformasi organisasi, yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo. Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Iya, kemungkinan (bukan logo Jokowi lagi)," tegas Budi Arie yang sempat menjabat Menteri Koperasi tapi direshuffle oleh Presiden Prabowo.

Tapi benarkah manuver politik Budi Arie terbaru itu terkait dengan kasus hukum judol yang telah menjerat anak buahnya saat menjabat Menkominfo? 

Bisa ya bisa tidak. Budi Arie mengaku pernah diminta Prabowo untuk gabung Gerindra. Ini berarti manuver Budi Arie itu lebih bersifat politik.

Namun publik juga tak sepenuhnya salah ketika curiga Budi Arie mendekati Presiden Prabowo - secara tak langsung -  mencari perlindungan.  

Bukankah nama Budi Arie sempat terseret dalam kasus hukum judol saat menjabat Menkominfo?

Seperti diberitakan, pakar hukum tata negara Prof. Moh. Mahfud MD menyatakan bahwa nama Budi Arie yang masuk dalam surat dakwaan jaksa ini sudah seharusnya masuk dalam Pengadilan Tipikor di PN Jakarta Pusat.

“Padahal pikir kita itu karena nyangkut pejabat yang sudah banyak disebut dan sudah banyak dibuka, mestinya ini ke Pengadilan Tipikor di PN Jakarta Pusat. Apalagi di situ ada nama Adhi Kismanto yang merupakan pejabat tersebut sebagai tenaga ahli. Tenaga ahli itu diangkat oleh pejabat yang bernama Menteri. Dan dia yang mengoperasikan perjudian itu menggunakan space digital yang ada di Komdigi. Makanya ditangkap di sana,” kata Mahfud dikutip Rmol dalam kanal Youtube Mahfud MD Official pada Selasa malam, 27 Mei 2025.

Menurut mantan Menko Polhukam itu, maka posisi Budi Arie sebagai Menkominfo saat itu yang paling bertanggung jawab. Apalagi Adhi Kismanto telah dikonfirmasi tidak punya ijazah sarjana dan hanya mengaku sebagai ahli IT.

“Berarti dia (Budi Arie) harus bertanggung jawab. Dia mengangkat orang yang hanya karena mengaku ditempatkan di suatu tempat, lalu melakukan kejahatan. Patut diduga, kalau saya malah diduga keras bahwa Budi Ari itu terlibat di situ. Atau sekurang-kurangnya dia memfasilitasi orang melakukan itu, sehingga berarti bersama dia melakukan itu, iya kan,” tegasnya.

Lalu bagaimana dengan bantahan Budi Arie yang mengaku difitnah dalam kasus judol itu. Mahfud MD secara tegas mengatakan bahwa itu bukan fitnah.

“Bukan fitnah dong. Bukan fitnah karena kesimpulan orang bahwa dia melakukan itu muncul dari pemberitaan ketika digrebek, muncul di sidang DPR ketika Menteri Komdigi Bu Meutya Hafid raker, muncul di situ. Kemudian dari pengumuman-pengumuman polri dalam hasil pemeriksaan gitu kan, mengindikasikan bahwa ini otaknya semua ini Budi Arie, sehingga orang tidak bisa dikatakan memfitnah,” kata Mahfud MD.

Seperti diberitakan, Budi Arie menegaskan bahwa dirinya difitnah terkait judol, salah satunya tertuang dalam rekaman percakapannya dengan seorang wartawan.

”Ini fitnah dan framing, paham nggak? Itu kan menurut si Tony (Zulkarnaen Apriliantony). Orang saya tahu si Tony ditekan, diinjak kakinya, supaya nyeret nama saya kok,” bantah Budi Arie.