JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Butuh perjuangan tak kenal lelah saat menjadi guru di pelosok. Lihat saja Karyati Vederubun (33), guru yang menempuh perjalanan selama 9 jam untuk bisa menemui para muridnya, di Desa Atiahu, Dusun Balakeu, Kecamatan Siwalalat, Maluku. Setiap pekan, Yati, menelusuri sungai dan hutan untuk mengajar di desa pedalaman Maluku. Tak punya banyak bekal makanan, kadang dia memakan dedaunan dan air dari sungai.
"Di pagi hari saya harus menggunakan ojek untuk menuju ke persimpangan ke tempat tugas saya karena memang tidak ada akses jalan yang dilalui, maka kami melalui hutan dan sungai," kata Yati di sela-sela Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan yang digelar Kemendikbud di Istora Senayan, Senin (23/11) dikutip dari merdeka.com.
Baca Juga: Di SMA Award 2024, Pj Gubernur Jatim Minta Konsisten Berprestasi Tingkat Nasional dan Internasional
Yati tinggal di kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Timur, Maluku. Ia telah tiga tahun mengabdi sebagai guru PNS di Maluku. Selama di hutan, dia tinggal di rumah warga. Setelah enam hari, dia pulang lalu bergantian dengan rekannya.
"Kami menyusuri hutan karena medannya sulit sehingga kami tidak bisa membawa bekal. Jadi di perjalanan itu saya makan daun dan minum air. Medannya itu sungainya besar membelah Kabupaten Seram Timur dan Selatan lebarnya 100 meter," paparnya.
Sesampainya di hutan, sering kali tak ada murid yang bisa ditemui. Kadang, Yati harus mencari anak-anak itu lebih dalam lagi ke hutan.
Baca Juga: Tingkatkan Literasi Siswa, Khofifah Dorong Inovasi Digital di Perpustakaan
"Kadang ada muridnya kadang tidak ada muridnya karena masyarakat di sana nomaden sehingga kalau mereka sudah ke hutan jadi kita harus cari atau kita harus pesan orang yang mau ke hutan untuk turun," ceritanya sambil disambut tangis oleh para peserta.
Banyak anak-anak di Dusun Balakeu ini tidak menuntaskan sekolahnya hingga tamat SD. Sebagian ada yang sudah menikah di usia sangat muda. "Akses jalan juga harus diperhatikan, pihak sosial harus mendampingi mereka, memberikan pelatihan dan pemahaman supaya mereka berkembang," kata Yati.
Menjelang peringatan Hari Guru Nasional, Yati berpesan pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap guru. Sebaiknya ada tunjangan dan fasilitas untuk mereka yang bertugas di daerah terpencil.
Baca Juga: PT Megasurya Mas Beri CSR Beasiswa untuk 356 Siswa di Sidoarjo
Sementara, Mendikbud Anies Baswedan kala membuka Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, diharapkan agar guru tak sekadar mengajar, melainkan juga bisa menginspirasi dan membuat inovasi. "Diharapkan guru bukan hanya mengajar tapi juga bisa menginspirasi, inovasi, dan menggerakan yang kita bisa raih," ujar Mendikbud Anies di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Simposium ini dihadiri ribuan guru. Ada 4.000 guru yang mendaftarkan karyanya lewat online dan terpilih sekitar 250 peserta yang akan mempresentasikan karyanya di depan guru-guru lainnya di ruangan terpisah. Dari 250 peserta itu, dikelompokkan berdasarkan karyanya. Ada kelompok guru yang berkarya dalam inovasi, ada juga kelompok guru daerah terdepan terluar dan terbelakang serta guru berprestasi.
"Guru yang mempresentasikan karya-karyanya lebih dari 250. Sebagian guru mempresentasikan adalah guru yang berprestasi juga," ucap Mendikbud Anies.
Baca Juga: Khofifah Ajak Guru Jatim Bangun Generasi Cinta Damai dengan Ciptakan Suasana Harmoni di Sekolah
Menurut Anies, forum ini bisa dijadikan anjang pertukaran gagasan dari daerah pusat ke daerah. Sehingga guru- guru tersebut bisa menukarkan ilmunya di Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Kelompok Kerja Guru, dan Asosiasi Guru Mata Pelajaran.
Acara ini dibuat dalam rangka peringatan hari guru pada tanggal 25 November mendatang. Anies ingin peringatan ini bukan hanya sekadar upacara saja tapi untuk menunjukkan guru-guru Indonesia bisa berkarya.
"Guru-guru kita hebat karena kita muliakan karena karyanya. Kita berharap seluruh komuitas pendidikan bersiap untuk simposium selanjutnya dengan karya karyanya. Harapannya semangat berkarya," kata Anies.
Baca Juga: Gandeng UI, Pesantren Algebra Bogor Optimistis Cetak Saintis dan Pemimpin Masa Depan
Simposium ini dihadiri 2.110 Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), para finalis dan pemenang pemilihan GTK berprestasi dan berdedikasi. Selain itu, hadir juga 1.000 GTK dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, sebanyak 150 kepala sekolah yang tergabung dalam forum Kepala Sekolah Negara ASEAN, perwakilan UNESCO Asia Pasific Center of Education for International Understanding Korea, dan Sekretariat ASEAN.
Peringatan Hari Guru tahun ini mengangkat tema 'Guru Mulia Karena Karya'. Pemilihan terhadap tema tersebut relevan dengan kebijakan pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat untuk selalu menghargai profesi guru, mmebawa pada masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan berada di tengah percaturan kehidupan masyarakat global. (dtc/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News