PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Gunung Bromo terus memuntahkan asap disertai material sangat berbahaya dengan tekanan sedang. Sejak beberapa hari, abu vulkanik mengarah ke timur laut dan utara.
Guyuran abu itu terus meluas dengan intensitas sangat tinggi. Akibatnya, 29 kelurahan di 5 kecamatan di Kota Probolinggo terkena guyuran abu vulkanik gunung Bromo. Beruntung hujan abu berintensitas kecil, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. Namun, teras rumah warga dan tempat ibadah tampak abu halus berwarna abu-abu mengotori tempat tersebut.
Baca Juga: Banjir Dukungan! Khofifah Dirubungi Ribuan Pekerja SKT Sampoerna Plant Kraksaan
Menurut Abdurahman (45) warga Jalan Cokroaminoto Kelurahan Kanigaran Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo menyebutkan, teras rumahnya terus diselimuti abu vulkanik sepanjang hari.
“Abu terasakan sejak pagi dan berlangsung hingga malam hari. Sudah dipel berulang kali, tetapi sebentar saja, abu sudah penuh di lantai teras,” katanya kepada wartawan, Senin (28/12)
Abu vulkanik juga menimbulkan sesak nafas. Sehingga Abdurahman mengaku menggunakan masker meski saat di dalam rumah.
Baca Juga: Belasan Wartawan Datangi Kantor DPRD Kota Probolinggo, Ada Apa?
"Semoga erupsi Bromo segera selesai apalagi meletus, karena tidak terjadi saja, tebaran abunya sudah sangat mengganggu,” tandasnya.
Penuturan warga lainnya, Usman Ali (47) warga Kelurahan Kedopok Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo mengatakan, abu vulkanik menggangu pemukiman warga.
“Sudah beberapa hari abu vulkanik terasa, tetapi paling menyiksa atau mengganggu terjadi Sabtu (26/12) karena berlangsung hingga malam hari,” ucapnya
Baca Juga: Satreskrim Polres Probolinggo Kota Ringkus Pencuri dan 2 Penadah
Begitu juga kondisi jalan-jalan di desa terdampak tertutup abu vulkanik. Abu juga mengotori rumah-rumah warga di tiga puluh desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sukapura, Kecamatan Wonomerto dan Kecamatan Lumbang. Kini juga sudah mulai menganggu aktivitas saat keluar rumah. Untuk itu. warga harus memakai masker dan penutup mata, agar abu tidak terhirup dan masuk ke mata.
Sedangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, menghimbau agar warga untuk menggunakan masker dan kaca mata jika keluar rumah.
Salah satu perawat kesehatan di pos kesehatan Desa Ngadirejo, Nirmaya (37) mengatakan sejak erupsi Gunung Bromo dan berstatus siaga, abu sudah mulai menyebar luas ke Probolinggo. Kesehatan warga terganggu seperti ISPA dan mata, juga debu mengakibatkan warga kulitnya gatal-gatal.
Baca Juga: Pertanyakan Laporan Polisi, Belasan Anggota GRIB Kota Probolinggo Datangi Kantor FIF
“Abu sudah mulai mengganggu pernafasan. Abu juga berbahaya jika masuk ke mata, dan abu juga menyebabkan gatal-gatal kulit warga yang terdampak abu,” katanya saat ditemui di pos kesehatan Desa Ngadirejo.
Nirmaya mengimbau warga selalu waspada karena karakter Gunung Bromo, tidak bisa ditebak, dan bisa meletus sewaktu-waktu.
Hasil pantauan pos pantau PVMBG Gunung Bromo, Minggu (27/12) secara visual cuaca cerah, angin tenang, suhu dua belas derajat celcius, tampak jelas asap kelabu tebal, tekanan sedang kuat. Sedangkan tinggi asap berkisar 1.200 meter dari puncak atau 3.529 mdpl ke utara timur laut.
Baca Juga: Terjerat Kasus Korupsi Dana Desa Rp721 Juta, Eks Kades Sidodadi Paiton Ditahan Kejari Probolinggo
Kemudian gempa tremor amax 4-37 mm dominan 10 mm, dan gemuruh dari kawah dengan hujan abu tipis-sedang. Hingga kini status Gunung Bromo siaga, dan melarang warga dan pengunjung jarak aman dua koma lima hingga tiga kilo meter. (ndi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News