SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim mencatat pada awal tahun 2016, jumlah penderita Demam Berdarah (DB) sebanyak 420 orang dan 11 di antaranya meninggal dunia.
“Awal tahun ini terjadi penurunan kasus yang sangat besar dibanding tahun lalu. Tahun lalu pada tanggal dan bulan yang sama kami mencatat ada 4.584 penderita dengan 59 korban meninggal, tahun ini hanya 85 penderita lima korban meninggal,” demikikian rilis Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono yang dikirim ke bangsaonline.com, kemarin.
Baca Juga: Peringatan Harkodia di Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pilar Utama Pencegahan Korupsi
Menurut dr Harsono, selama 2015 jumlah penderita DB di Jatim sebanyak 19.942 orang dengan jumlah korban meninggal sebanyak 277 orang. Korban meninggal tersebut paling banyak dari Kabupaten Malang.
“Tahun ini penurunannya sangat bagus, semoga bertahan hingga akhir tahun,” ujar Harsono. Dijelaskan, kasus DB tahun ini memang diprediksi mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena musim hujan yang datang memang mundur dan curah hujan yang tidak terlalu tinggi.
Akibatnya, populasi nyamuk juga tidak bisa berkembang maksimal. Hanya saja, Dinkes tetap waspada untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan kasus yang signifikan.
Baca Juga: Siaga Bencana, Pj Gubernur Jatim Ikuti Rakor Bersama Menko PMK dan Kepala BNPB di Grahadi
“Ini merupakan siklus tahunan jadi kami sudah mempersiapkan segalanya mulai dari tim pemantau jentik maupun rumah sakit jika sewaktu-waktu ada lonjakan jumlah pasien, walaupun saat ini kasusnya memang diprediksi menurun,” terang Harsono.
Saat ini, lanjutnya, upaya yang dilakukan Dinkes Jatim untuk mengawasi perkembangan DB di masyarakat yakni lebih pada upaya preventif sehingga bisa menekan jumlah kasus. Salah satunya melalui gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik atau Jumantik.
Dinkes juga mendorong peran aktif masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan di sekitaranya.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
"Selain itu, Dinkes hingga saat ini sudah mengimbau petugas kesehatan dan lapangan di kabupaten/kota di Jatim untuk langsung berobat jika mengalami gejala DB. Termasuk juga melakukan tindakan fogging dan pembagian Abate jika dibutuhkan." pungkasnya. (sby7/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News