NGAWI, BANGSAONLINE.com - Hujan dalam kurun tiga hari terakhir dengan intensitas tinggi tidak urung membuat kekhawatiran petani di dua kecamatan wilayah Ngawi, khususnya Kwadungan dan Pangkur.
Seperti pantauan HARIAN BANGSA di lokasi, sedikitnya puluhan hektare lahan padi ikut terendam dengan ketinggian air sekitar setengah meter lebih. Sehingga ratusan petani padi lebih memilih panen awal dengan resiko harga turun drastis.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Hartono salah satu petani asal Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan mengatakan, dirinya harus menanggung kerugian separuh lebih dari biasanya karena saat padinya dipanen baru berumur 78 hari padahal normalnya 90 hari.
“Dengan terpaksa kita panen padi awal daripada terendam semua kan malah rugi, tapi jelas harganya kalau dijual tinggal separuh,” terang Hartono, Sabtu, (13/02).
Kejadian banjir semacam ini lanjutnya, sudah terjadi hampir tiap tahun di saat awal musim atau pertengahan musim penghujan bahkan lahan padi miliknya seluas kurang dari 1 hektar hampir seluruhnya terendam banjir.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
“Kalau saat ini paling tidak hanya bisa memanen sebagian saja dan harganya pasti anjlok,” kilahnya. Soal harga Hartono menjelaskan, kalau padi dipanen secara normal bisa tembus Rp 3.000 sampai Rp 3.500, namun karena tingkat kebasahanya tinggi paling maksimal dihargai oleh pembeli berkisar Rp 2.800 sampai Rp 3.000 saja.
Untuk sementara areal lahan padi yang terendam di wilayah Kecamatan Kwadungan saat ini meliputi Desa Purwosari, Desa Sumengko, Desa Tirak dan Desa Kwadungan. Sedangkan di Kecamatan Pangkur hanya satu desa yakni Waruk Tengah tetapi kalau saja hujan masih mengguyur dengan intensitas yang sama dipastikan puluhan hektar lahan padi juga ikut terendam.
Dengan puluhan hektar areal sawah terendam banjir secara mendadak tersebut, Setiono Camat Kwadungan saat dikonfirmasi secara terpisah pihaknya masih belum mengetahui besarnya kerugian materiil yang diderita oleh ratusan petani di wilayahnya.
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
“Sampai sekarang kita masih mengolah data akibat banjir ini dan diharapkan secepatnya akan tahu jumlah luasanya berapa yang terendam,” jelas Setiono.
Kemudian Eko Heru Tjahjono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi menerangkan belum ada laporan korban jiwa dalam bencana banjir kali ini. Namun puluhan hektar sawah terendam banjir rata-rata setengah hingga satu meter. (nal/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News