
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Hal ini terkait dugaan keterlibatan anggota DPR Ivan Haz dalam kasus penggunaan narkoba di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
"Saya sudah telepon intel Kostrad, tolong nanti apa yang mereka dapatkan itu dikirimkan ke kami, karena kami ada penyidikan terhadap yang bersangkutan," ujar Krishna di kantornya, Rabu (24/2).
Ivan saat ini juga tengah berstatus tersangka atas kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangganya, Toipah, yang ditangani Polda Metro Jaya. Ivan mangkir pada pemeriksaannya sebagai tersangka pada Selasa 23 Februari 2016 lalu. "Jadi penyidikan terhadap yang bersangkutan nanti ada tambahan informasi dari institusi lain, ini jadi dasar kami melakukan tindakan seperlunya," kata Krishna.
Pada Senin lalu, sejumlah anggota Kostrad, polisi, dan warga sipil, termasuk seorang berinisial IH yang yang diduga anggota DPR Ivan Haz, terlibat dalam penggunaan dan peredaran narkoba di Perumahan Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Petugas melakukan tes urine terhadap 146 orang dan menggeledah perumahan tersebut.
Namun, Krishna mengaku belum mendapat surat konfirmasi resmi dari Kostrad terkait hal ini. Sehingga dia pun belum bisa berkomentar banyak terkait pengaruh kasus baru itu kepada status tersangka Ivan saat ini. "Saya nunggu suratnya, selama tidak ada legal dokumen saya tidak bisa bicara," ucapnya.
Di sisi lain, Politikus PPP, Dimyati Natakusumah, mengatakan PPP tengah mengkonfirmasi adanya dugaan keterlibatan rekan separtainya, Ivan Haz, dalam kasus penggunaan narkoba di Perumahan Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.
"Saya kan di Komisi I yang bermitra dengan TNI. Saya tanya sama POM, apa betul? Sampai sekarang belum ada konfirmasi," kata Dimyati.
Dimyati juga mengatakan telah menghubungi Ivan yang merupakan anggota Komisi Pertanian tersebut. Namun hubungan komunikasinya dengan Ivan belum tersambung. "Kalau benar-benar terjadi, tentu mengagetkan. PPP kan partai Islam, ya. Pasti jauh-jauhlah dari narkoba," tuturnya.
Dimyati mengatakan kasus yang dialami Ivan berefek pada nama baik serta harkat dan martabat PPP. Karena itu, menurut dia, apabila Ivan terbukti bersalah, PPP akan memberikan hukuman kepadanya. "Nanti kami lihat dulu kadarnya. Kan, belum tahu kebenarannya seperti apa," tuturnya.
Hingga kini, Ivan tak diketahui keberadaannya. Dalam pemanggilan pemeriksaan atas kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangganya, Toipah, di Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Selasa kemarin, dia tidak datang. Ivan juga tak terlihat saat Rapat Paripurna DPR. Di dalam daftar hadir Fraksi PPP, Ivan tercantum izin.
Ivan Haz sebelumnya dilaporkan oleh pembantunya (Toipah) atas tuduhan penganiayaan dan pada Oktober tahun lalu. Selain tindak kekerasan, Ivan juga dilaporkan tidak pernah mambayar gaji Toipah.
Sementara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengakui ada seorang anggota DPR yang menjadi daftar pelanggan narkoba yang ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan di Perumahan Kostrad Tanah Kusir, Jakarta, Minggu (21/2) lalu. Badrodin mengaku informasi tersebut diungkapkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas narkoba di Kantor Presiden, Jakarta.
"Penggerebekan Kostrad tadi Panglima TNI bilang bertambah ada 19 (Anggota) Polri 5 (Anggota) sipil beserta anggota DPR jadi 9 (orang)," kata Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/2).
Ketika disinggung nama putra mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Ivan Haz, Badrodin mengaku tak tahu apakah politikus PPP itu ada di tempat penggerebekan atau tidak. Namun, Badrodin menyebut nama-nama yang beredar masuk dalam daftar pembeli narkoba di kompleks Kostrad.
Badrodin juga menegaskan nama-nama polisi yang dikabarkan terlibat belum tentu berada di lokasi penggerebekan. Namun, dia menyatakan ada sejumlah nama polisi dalam daftar pelanggan narkoba.
"Saya enggak tahu kalau Ivan Haz dan yang lain-lain itu apakah memang ada di tempat atau tidak, sebetulnya tanya Kostrad gitu. Jangan langsung dianggap ada di tempat itu, daftar pembeli-pembeli ada nama itu. Jadi begini anda harus bedakan, bahwa yang disebut misalnya anggota Polri, anggota Polri itu tidak ada di tempat itu, cuma di daftar pembelian itu ada namanya, jangan sampai salahkan anggota polisi ada di situ, nggak ada," imbuhnya.
Seperti diketahui, Politikus DPR berinisial IH ditangkap Tim Yonintel Kostrad dan Pom Kostrad Asintel Kaskostrad saat melakukan operasi razia di Kompleks Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta. IH disebut-sebut inisial dari Ivan Haz, politikus PPP yang juga putra mantan Wapres Hamzah Haz.
Sebagai Kuasa Hukum Ivan Haz, Tito Hananta Kusuma, mengatakan kabar itu perlu diklarifikasi. Dia menduga kabar itu hanyalah isu.
"Ini isu lah. Saya perlu klarifikasi dulu. Karena keluarga besar pak Ivan ini banyak pengacaranya," ujarnya. (mer/tic/lan)