PT Semen Indonesia Siap Buat Semen Khusus untuk Borobudur

PT Semen Indonesia Siap Buat Semen Khusus untuk Borobudur JAGA WARISAN BUDAYA: Kabiro Humas PT SI Sigit Wahono, Senior Spesialis Produk PT SI Tri Adi Santoso, dan Kepala Balai Besar Konservasi Candi Borobudur, Marsis Sutopo saat Jagong Gayeng di Hotel Grand Zuri, Yogyakarta. foto: syuhud/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT SI (Semen Indonesia) selaku perusahaan semen terbesar di Indonesia, memberikan perhatian besar terhadap kondisi candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Sebab candi yang masuk salah satu keajaiban dunia itu rawan ambrol dan longsor akibat pengaruh alam seperti air hujan dan kondisi alam lain.

Apalagi candi tersebut pada tahun 1973 dan 1983 pernah dilakukan restorasi (pemugaran agar seperti keadaan semula) karena candi yang dibangun mengelilingi bukit itu sudah banyak terjadi rekahan.

Untuk menguatkan bangunan candi agar tidak ambrol tersebut, waktu itu diputuskan beberapa bagian candi dicor dengan semen produk SI tanpa beton.

"PT SI siap membuatkan semen khusus untuk perekat candi dan menguatkan candi agar tidak longsor," kata Senior Spesialis Produk PT SI, Tri Adi Santoso saat jagong gayeng di Hotel Grand Zuri, Minggu (20/3).

Dia juga berjanji, PT SI akan menggelontorkan dana CSR (corporate sosial responsibility) untuk kebaikan candi Borobudur.

Sementara Marsis Sutopo selalu Kepala Balai Besar Konservasi Borobudur dalam acara itu membenarkan bahwa saat restorasi tahun 1973 dan 1983 semen yang digunakan adalah produk PT SI. "Kalau pakai semen terus bisa membahayakan dinding candi. Sebab, akan memunculkan kapur," kata Marsis.

Pada kesempatan itu, Marsis juga menjelaskan secara rinci bagian Candi Borobudur. Candi itu dibangun pada abad VIII-IX M (Prasasti Sri Kahulunan 842 M, Raja Smaratungga, Dinasti Syailendra 782-812 M, Buddha Mahaya) dan memiliki luas 121,66 m x 121,38 m dengan tinggi 35,49 m. "Candi terdiri dari 10 lantai, stupa induk. Tersusun dari 55.000 m3 (2 juta potong batu)," jelasnya.

Candi memiliki relief cerita 1.460 panil (160 panil Karmawibhangga + 1.300 panil lalitavistara + jataka + avadana + gandawyuha).

Kemudian, relief dekoratif 1.212 panil, dan stupa 72+1 stupa induk. "Candi tersebut pernah tak terurus dan pernah hilang. Lalu diketemukan kembali pada tahun 1814 oleh Thamas Stanford Raffles," tuturnya.

Marsis lebih jauh menyatakan, candi Borobudur pernah dilakukan Pemugaran I oleh Van Erp pada Tahun 1907-1911 dan Pemugaran II pada tahun 1973-1983 Indonesia-Unesco. "Candi tersebut ditetetapkan sebagai World Heritage C.592/1991 oleh Unesco," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO