GRESIK, BANGSAONLINE.com - Instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar semua menteri terkait berusaha menurunkan harga daging sapi di bawah Rp 80 ribu per kilogram tampak gagal total. Harga daging kian meroket memasuki hari pertama puasa di bulan Ramadan ini. Bahkan harga kebutuhan pokok lain juga terus naik.
Pantauan bangsaonline.com, hingga hari ini, 6 Juni 2016, yang merupakan hari pertama Ramadan, harga-harga tetap tak terkendali.
Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport
Syuhud Almanfaluty, wartawan bangsaonline.com di Gresik Jawa Timur melaporkan bahwa harga daging sapi di beberapa tempat masih terus melonjak. Harga daging sapi di pasar Kabupaten Gresik, baik pasar tradisional maupun modern di awal Ramadan 1437 H tembus antara Rp 120 ribu-125 ribu perkg.
Padahal sebelum puasa harga daging berkisar Rp 105 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram. "Makanya, kami lakukan rapat koordinasi untuk menyikapi melambungnya harga daging sapi tersebut," kata kepala Diskop, UKM dan Perindag (Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan) Pemkab Gresik, Ach. Najikh, Senin (6/6).
Di Surabaya harga daging juga masih tinggi. Hajjah Maimunah Saroh, pengusaha catering di Surabaya menuturkan bahwa harga daging sapi masih mahal. ”Rp 100 ribu per kilogram,” katanya kepada bangsaonline.com, Senin (6/6).
Baca Juga: Fungsi Kalkulator Forex Lanjutan: Melampaui Perhitungan Dasar
Lebih gila lagi di Pasar Dwikora, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Harga daging sapi di kawasan ini mencapai Rp 180.000/kg.
Berkurangnya pasokan daging sapi membuat harga melambung, sementara permintaan meningkat untuk keperluan bulan puasa. Di Indramayu, Jawa Barat, harga daging sapi melonjak hingga Rp 130.000/kg.
Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, sejak dua hari terakhir menjelang Ramadan naik hingga Rp 130.000 dari sebelumnya Rp 120.000 per kilogram.
Baca Juga: Freeport Dukung Transformasi Era Society 5.0 di 36 Sekolah
"Kami bingung kenaikan daging sapi itu, karena pasokan melimpah," kata Siti Samsiah, seorang konsumen warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu.
Sedangkan di Tegal, Jawa Tengah, harga daging sapi berkisar Rp120.000 per kg. Di pasar tradisional Kota Sukabumi, rata-rata dijual Rp 120 ribu per kg.
"Sehari sebelumnya hanya Rp 110 ribu per kilogram,’’ ujar pedagang daging sapi di Pasar Gudang Kota Sukabumi Iwan (37 tahun) kepada wartawan, Ahad (5/6).
Baca Juga: Sukses PT. Nathin dan PT. Khinco Gelar Tour Eskludif Manufaktur Maklon Herbal dan Kosmetik
Kenaikan ini dipicu akibat naiknya harga dari pemasok daging sapi ke pasaran. Sehingga, kata Iwan, para pedagang juga ikut menaikkan harga.
Selain itu kenaikan harga juga disebabkan faktor melonjaknya harga sembako menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Namun, lanjut Iwan, permintaan daging sapi di pasaran beberapa hari menjelang puasa masih normal dan tidak mengalami lonjakan.
Ia mengakui permintaan daging sapi di pasaran mengalami penurunan sejak harga naik menjadi Rp 100 ribu beberapa bulan yang lalu. Kemungkinan ungkap Iwan, tingkat daya beli masyarakat masih rendah untuk menjangkau harga sapi yang mahal.
Baca Juga: Peran Pinjaman Kelompok Amartha untuk Perkembangan UMKM di Indonesia
Sehingga sebagian warga beralih ke komoditas makanan yang lain. Dicontohkan Iwan, saat ini untuk menjual satu ekor sapi para pedagang mengalami kesulitan. Padahal, waktu dahulu pedagang mampu menjual sapi sebanyak dua ekor sapi dalam waktu yang sama. Lebih lanjut Iwan menerangkan, stok daging sapi di pasaran cukup banyak.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku tengah berusaha melaksanakan perintah Presiden Jokowi untuk menstabilkan harga. Dia mengunjungi beberapa perusahaan industri pangan untuk mengajukan kerja sama dalam menstabilkan harga pangan di pasar agar tidak terus melonjak dan semakin mempersulit masyarakat di bulan Ramadan.
"Ini dua minggu terakhir kami kunjungi beberapa perusahaan. Termasuk perusahaan Bimoli, Filma, Carocopa, kemudian Artha Graha. Kami minta berpartisipasi operasi pasar murah besar-besaran. Karena harga sebelum Ramadan naik," ucap Amran saat mengahadiri pengadaan pasar murah di depan pasar Benhil, Jakarta, Minggu, 5 Juni 2016.
Baca Juga: SIG Pamerkan Aplikasi Semen Hijau dan Solusi Beton Berkelanjutan di IKN
Amran yakin mampu menstatabilkan harga pangan sesuai perintah Jokowi, dengan melihat pada dasarnya stok pangan Indonesia tercukupi secara jumlah. Bahkan, melihat produksi minyak goreng, industri ternak ayam, misalnya, Indonesia adalah negara yang mengekspor kebutuhan untuk negara lain.
"Padahal kita produsen terbesar dunia, ayam kita ekspor ke Myanmar, day old chick (DOC) kita ekspor. Tapi harganya juga naik. Stok kita dua kali lipat. Stok minyak goreng kita empat kali lipat. Stok kita menghadapi Ramadan 1,6 juta ton. Kebutuhan kita 400 ribu ton," katanya.
Namun Amran heran, Indonesia tetap mengalami kenaikan harga pangan di pasar, di saat harga kebutuhan pokok seperti minyak, dan daging ayam mengalami stok yang mencukupi. "Harga tetap naik. Sehingga, kami koordinasi ternyata dengan sukarela semua teman-teman turun ke operasi pasar besar-besaran," ujarnya kepada wartawan.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
Ia mengklaim, berkat kerja tim banyak pihak, harga minyak goreng seluruh Indonesia turun 5,5 persen. Bawang, daging ayam dan daging sapi pun mengalami penurunan harga.
Timnya melakukan operasi pasar untuk menstimuli penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok. Seperti harga bawang yang di pasarnya Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Harga daging ayam di pasaran Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Bahkan ia mengklaim harga daging sapi yang di pasaran Rp 120 ribu per kilogram menjadi Rp 75 ribu per kilogram. Harga cabai di pasaran Rp 28 ribu per kilogram menjadi Rp18 ribu per kilogram.
Baca Juga: SKK Migas Gelar Pre IOG SCM & NCB Summit 2024, ini yang Dibahas
"Artinya apa? Bisa dan kami langsung tanya, apa ini bapak untung? Kalau enggak untung ini berarti resistence, enggak bisa berlanjut terus-menerus. Kami tanya, untung Rp 5.000. Itu sudah bagus, untung Rp 5.000 per kilogram," ungkapnya.
Meski, dia tahu penurunan harga tersebut belum terjadi merata di seluruh Indonesia, menurut dia ini sudah menjadi usaha yang baik. "Memang tidak sekaligus turun. Tapi, operasi pasar ini kita lakukan sampai H+6. Minimal sampai Desember untuk daging," kata Amran.
Sebelumnya, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jakarta II Hidayat Nur Wahid berharap agar Presiden RI Joko Widodo terjun langsung ke pasar-pasar tradisional secara lebih intensif. Hal itu perlu untuk memantau melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok menjelang puasa dan hari Raya Idul Fitri.
“Di negara-negara lain, seperti Malaysia, menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pemerintahnya berupaya menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Indonesia harus lebih bisa,” jelas Hidayat dalam siaran persnya. Sabtu (4/6).
Hidayat mengapresiasi langkah tegas Presiden Jokowi yang meminta agar harga-harga kebutuhan pokok turun ke harga yang wajar. Sebab jika tidak dipastikan dan dijaga, rakyat akan khawatir harga tetap naik dan terus naik mendekati Idul Fitri (lebaran).
“Untuk harga daging sapi bahkan Presiden tegas meminta agar turun di harga Rp 80 ribu per kilo. Ini sangat baik sebab harga-harga sekarang sudah sangat keterlaluan," jelas Wakil Ketua MPR RI ini.
Sementara laman ews.kemendag.go.id melansir bahwa harga daging ayam ras naik menjadi Rp 33.000, gula pasir naik menjadi Rp. 15.300, daging sapi naik menjadi Rp115 .700, bahkan cabe merah besar naik menjadi Rp. 30.500,-.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News