BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Bojonegoro berencana mendatangkan investor untuk membantu mengelola sampah di Bojonegoro.
Saat ini setiap hari produksi sampah di tempat pengolahan sampah Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 150 meter kubik. Sampah itu terdiri dari sampah organik dan nonorganik.
Diharapkan, setelah ada pengelolaan sampah tersebut, nantinya sampah bisa bernilai ekonomis.
Menurut Kepala DKP Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah, dari total sampah sebanyak 150 m3 itu, sekitar 60 persen adalah sampah plastik. "Sampah plastik itu sulit terurai. Apalagi sampah styrofoam, malah tidak bisa hilang mesti sudah dibakar,” ujar Nurul Azizah, Sabtu (14/8).
Saat ditanya mengapa harus mendatangkan investor untuk mengelola sampah di Bojonegoro, Nurul menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Bojonegoro belum bisa mengelola sampah dengan maksimal.
Dengan mengundang investor, diharapkan Bojonegoro mampu mengelola sampah dengan baik dan nantinya mendapatkan pelajaran kreativitas pengelolaan limbah sampah. Sehingga ke depan sampah bisa menjadi lebih berguna di masyarakat.
Menurutnya, penyumbang sampah terbanyak yakni sampah rumah tangga. Sebab, selama ini pihak DKP belum memiliki izin untuk mengelola sampah industri. Dari 16 tempat pembuangan sementara (TPS) terbanyak dari TPS Kota Bojonegoro.
"Di TPS Kuburan Kembar, Sukorejo (kota), pengangkutan menggunakan kontainer sampai empat kali dalam sehari," ujarnya.
Meningkatnya jumlah produksi sampah tersebut membuat luas lahan tempat pemprosesan akhir (TPA) Banjarsari menurun. Dari luas lahan lima hektar, kini kuota tanah yang kosong tinggal sedikit. Pihaknya mengaku akan menambah luasan tanah TPA Banjarsari.
"Kita sudah menambah lagi satu hektar tanah kas desa Banjarejo. Hanya cari jalan penghubung sekitar 1000 meter," ujar Nurul Azizah. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News