JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa asap kebakaran hutan di Riau yang dikabarkan sudah mencapai Singapura adalah hal yang wajar karena sangat dipengaruhi cuaca.
JK pun menyatakan terserah saja jika Pemerintah Singapura mau protes terkait hal ini, karena asap kebakaram hutan di Indonesia bukan kali ini saja terjadi.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
"Ya selama kebakaran banyak dan kemudian ada angin ke utara begitu, ya pasti sampai Singapura. Kan tidak ada yang mau sampai Singapura, cuma kita tidak bisa kontrol angin kan. Bagaimana caranya kontrol angin?" kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (26/8).
"Ya terserah saja. Dia mau protes siapa? Mau protes angin?" imbuh JK.
Ia menuturkan, pemerintah sudah melakukan upaya maksimal dalam penanganan kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan Operasi Siaga Darurat yang menerjunkan banyak aparat dan armada untuk mendeteksi serta memadamkan api.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
"Sudah di situ banyak helikopter, pesawat, ada orang. Semua upaya maksimum sudah dilakukan pemerintah Indonesia," ucap JK.
Sebagaimana diketahui, analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemarin menunjukkan bahwa asap kebakaran hutan serta lahan di Riau terbawa angin ke arah timur-tenggara-timur laut hingga mencapai Singapura.
Pantuan udara dan satgas darat melaporkan, titik panas (hotspot) terbawa angin hingga mencapai Singapura.
Baca Juga: Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura
"Berdasarkan analisis sebaran hotspot, arah angin, sebaran asap dari satelit dan kualitas udara menunjukkan bahwa asap di Riau terbawa angin ke arah Timur-Tenggara-Timur Laut hingga mencapai Singapura," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Jumat (26/8).
Dia mengatakan, arah angin di Riau dominan bergerak dari Barat-Barat Laut ke arah Timur-Tenggara, yang kemudian di sekitar barat Singapura mengarah ke Timur Laut. "Ini adalah pola pergerakan angin pada musim kemarau di Riau yang selalu dikhawatirkan membawa asap ke Singapura seperti halnya terjadi pada tahun 2013, 2014 dan 2015," kata Sutopo.
Hal ini diperkuat dengan analisis citra satelit Himawari dari Badan Metereologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) yang menunjukkan bahwa sebaran asap di Riau menyebar ke timur (Singapura) pukul 12.40 WIB dan 14.20 WIB pada Jumat ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asap yang dirasakan Singapura bersumber dari kebakaran hutan dan lahan dari Riau. "Di Jambi tidak terdeteksi hotspot, sedangkan di Sumatera Selatan hanya ada dua hotpsot," kata dia.
Baca Juga: Akibat Kebakaran Hutan Panderman, Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Sutopo mengatakan, upaya pencegahan dan pemadaman karhutla di Riau terus dilakukan. Sebanyak 7.200 personel satgas darat dan satgas udara dikerahkan. "BNPB mengerahkan tiga helikopter water bombing, dua pesawat Air Tractor water bombing dan satu pesawat Casa untuk hujan buatan," kata Sutopo.
Sebanyak 21,7 juta air sudah dijatuhkan dari udara untuk memadamkan api di Riau. Begitu juga 40 ton garam dapur (NaCl) telah ditaburkan ke awan untuk dijatuhkan menjadi hujan. "Ribuan sekat kanal, embung dan sumur telah dibangun untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan," kata Sutopo.
Sementara itu, Bareskrim Polri menangkap 85 tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau pada tahun ini.
Baca Juga: Polres Malang Beberkan Sebab Kebakaran Gunung Arjuno
"Ada 85 tersangka perorangan yang ditangkap," kata Kabareskrim Polri Irjen Pol Ari Dono Sukmanto, di Mabes Polri, Jakarta.
Selain itu, polisi juga menyelidiki sembilan korporasi yang diduga menjadi pelaku pembakaran lahan. Sebelumnya sebanyak 15 korporasi yang tersangkut kasus karhutla sudah dihentikan penyidikannya atau di-SP3. Lima belas perusahaan tersebut yakni PT. Parawira group (ditangani Polres Pelalawan), KUD Bina jaya Langgam (ditangani Polres Pelalawan), PT. Bukit Raya Pelalawan (ditangani Polres Pelalawan), PT. Bina Duta Laksana (Ditreskrimsus), PT. Perawang Sukses Perkasa Indah (Ditreskrimsus), dan PT. Pan United (Ditreskrimsus).
Selain itu, PT. Alam Sari Lestari (Ditreskrimsus), PT. Riau Jaya Utama (Ditreskrimsus), PT. Suntara Gaja Pati (Polres Dumai), PT. Siak Timber Raya (Ditreskrimsus), PT. Hutani sola Lestari (Ditreskrimsus), PT. Dexter Rimba Perkasa (Polres Rohil), PT. Ruas Utama Jaya (Polres Rohil), PT. Sumatera Riang Lestari (Ditreskrimsus) dan PT. Rimba Lazuardi (Ditreskrimsus). Belasan perusahaan tersebut dihentikan proses penyidikannya karena tidak cukup bukti. (mer/rmol/ber/lan)
Baca Juga: Perhutani KPH Tuban: Pembakaran Hutan Jelas Dilarang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News