SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kesadaran menjaga kebersihan untuk warga kampung nelayan Cumpat yang menjadi destinasi wisata, sangat rendah. Hal ini dibeber Ketua RW II, Kamdain, di rumahnya, Selasa (13/09/2016)
“Kesadaran warga saya tentang kesehatan dan kebersihan masih sangat kurang. Bvelum terbangun,” keluh Kamdain.
Baca Juga: Terpengaruh Alkohol, Pengemudi Mercy di Jalan Kenjeran Surabaya Tabrak 3 Mobil dan Satu Meninggal
Kampung nelayan yang saat ini terlihat jauh lebih indah dan enak dipandang, karena dibenahi Pemkot secara gratis. “Dulu kampung nelayan ini kumuh, sekarang sudah diramut sama Dinas Pertamanan, agar kampung kita tidak mengganggu pemandangan. Bahkan sebentar lagi akan ada taman di dekat kampung kami,” jelas Kamdain.
Tetapi, sadar kebersihannya masih sangat rendah. Sosialisasi tentang kebersihan pun sangat sering tetapi tetap saja kesadaran warganya sangat kurang.
Mulai dari anak mudanya sampai yang tua, masih belum sadar akan kebersihan kampung. Jadi, dalam hal ini.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Maka, Kamdain memulainya dari diri sendiri untuk memberikan contoh kepada warganya. “Saya selalu memberitahu Karang Taruna, kalau ada lomba kebersihan, tapi tindakan anak muda disini pasif jika berhubungan dengan kebersihan kampung,” keluh Kamdain.
Warga Cumpat Kecamatan Bulak hampir 90% berprofesi sebagai nelayan. “Sekitar 250 warga bekerja menjadi nelayan di satu RW. RW 02 ada 4 RT. RT 04 banyak yang ke darat, sedangkan RT 01, 02, 03 menjadi nelayan,” jelas Kamdain.
Jadi, sampah di kampung nelayan kebayakan cangkang kerang yang setiap hari didapat dari laut. Karena masih banyak warga yang masih membiarkan sampah cangkang menumpuk, Kamdain selaku ketua RW bersama para ketua RT turun langsung untuk membersihkan cangkang-cangkang yang menumpuk.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
“Jika kesadaran diri mereka besar, mereka akan langsung membantu saat telihat saya membawa cangkul untuk membersihkan cangkang-cangkang hasil pembuangan para nelayan. Tetapi mereka tetap diam saja,” tambah Kamdain. (mega melati/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News