SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rekontruksi perobekan bendera merah putih di hotel Yamato (sekarang hotel Mojopahit) berlangsung cukup khidmat. Teatrikal perobekkan bendera yang disaksikan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seakan menggambarkan kejadian sesungguhnya.
Diperankan oleh sekelompok seniman teater diantaranya kelompok Roodebrug Surabaya dan sejumlah kelompok teater lainnya, aksi mereka cukup memukau para peserta upacara rangkaian peringatan 10 November 1945 lalu.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Lo jangkrik diganti gendero e (benderanya), gak terimo aku (tidak terima saya),” salah satu dialog teatrikal, saat para serdadu belanda yang konvoi dengan 2 mobil jeep mendatangi gedung hotel Yamato.
Dalam rekontruksi tersebut, para seniman juga memainkan adegan panjat gedung dengan menggunakan tangga bambu untuk merobek bendera merah putih biru (bendera Belanda). “Merdeka, merdeka, merdeka,” teriak para pejuang usai merobek bendera biru menjadi merah putih.
Usai perobekan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini didaulat membacakan puisi kemerdekaan. “Surabaya tidak mau dijajah oleh bangsa mana pun. Untuk itu kita harus lawan penjajah yang ingin menguasai Surabaya. Merdeka. Merdeka. Merdeka,” pekik Wali Kota di atas panggung upacara yang didirikan di depan hotel Mojopahit.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Rangkaian peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 ini diikuti oleh 2000 pelajar dan berbagai kelompok komunitas masyarakat. Mereka menggunakan pakaian pejuang dan berbaur dengan para pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya.
Sementara akses jalan Tunjungan sejak pukul 06.00 WIB sudah ditutup dan arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Gentengkali, Praban dan Bubutan. Sekitar pukul 10.00 WIB, akses lalu lintas di jalan Tunjungan sudah bisa digunakan kembali. (yul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News