Ada 3600 Penderita Kanker Payudara di Jawa Timur

Ada 3600 Penderita Kanker Payudara di Jawa Timur Pelantikan pengurus Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jatim.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Saat ini di Indonesia, setiap satu jam satu orang meninggal dunia karena kanker serviks. Tetapi di Jatim kanker payudara menduduki peringkat pertama, sejumlah 3.600 penderita untuk penderita rawat inap dan rawat jalan. Sedangkan kanker serviks sejumlah 2.800 penderita rawat inap dan rawat jalan.

Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo, sangat mengharapkan peran-serta YKI Cabang Jatim untuk ikut bersama-sama pemerintah mengatasinya.

Tugas dan tanggung jawabnya sangat berat karena berhadapan dengan orang-orang yang jiwanya lelah, karena telah melakukan pengobatan dalam kurun waktu panjang dan menguras ekonomi keluarga.

“Di dalam YKI banyak sekali relawan yang memberikan pencerahan pada orang-orang yang lelah, yang telah divonis oleh dokter tak akan sembuh. Tetapi dengan pendampingan yang disertai bimbingan rohani, hingga menimbulkan penderita berbesar hati dan berkeyakinan dapat sembuh,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang juga sebagai Pelindung YKI Cabang Jatim saat mengukuhkan Pengurus Yayasan Kanker Cabang Jawa Timur Periode 2016 – 2021 di Ruang Rapat Hayam Wuruk Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan 110 Surabaya , Rabu (23/11).

“Mereka orang-orang hebat. Sebagai sumber rekreasi spiritual,” cetusnya penuh kekaguman. Diharapkan virus baik hati para relawan tersebar dimasyarakat yang lebih luas lagi agar para penderita kanker dapat lebih banyak lagi yang tertolong.

Pada kesempatan itu Gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo menyampaikan bahwa pendidikan dan kesehatan merupakan program prioritas pembangunan Provinsi Jatim. Salah satu implementasi dari program tersebut adalah kepedulian Pemprov Jatim terhadap penanganan penderita sekaligus keluarga penderita kanker.

Yaitu dengan direncanakannya tempat tinggal sementara bagi keluarga penderita kanker yang berada di dalam RSUD Dr. Dr. Soetomo yang saat ini dalam proses pembangunan untuk mewujudkan rumah sakit bertaraf internasional (world class).

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO