JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Mencermati kondisi mutakhir peersatuan bangsa yang sangart memprihatinkan, tajamnya kesenjangan antara kehidupan kebanyakan rakyat dengan cita-cita kebangsaan para pendiri bangsa, Keluarga Besar Pesantren Tebuireng dan Civitas Akademika Universitas Hasyim Asy’ari, sebagai pelanjut perjuangan KHM Hasyim Asy’ari, menyampaikan pesan kebangsaan berikut:
Bangsa Indonesia adalah adikarya para pendiri bangsa yang amat ideal. Perjalanan 71 tahun belum cukup memadai untuk bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan secara nyata. Kita masih menhadapi banyak masalah mendasar yang harus diselesaikan.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Pembukaan UUD 1945 adalah mitsaqon gholidhon (kesepakatan kokoh) para pendiri bangsa yang menjadi dasar bangunan negara sebagai pengejawantahan dari cita-cita bangsa Indonesia. Di dalamnya tercantum didirikannya negara dan dasar Negara Pancasila. Pembukaan UUD 1945 adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa diubah.
Keindonesiaan dan keislaman yang semula dipertentangkan, telah berhasil kita padukan melalui pembentukan Kementerian Agama, sinkronisasi pendidikan nasional dan pendidikan Islam, penerimaan Pancasila secara i’tiqodi (keimanan) dan syar’i, sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh ormas dan partai Islam, akomodasi substansi syariah Islam ke dalam sejumlah UU. Perpaduan budaya daerah dan budaya Islam serta agama lain menuju budaya Indonesia yang bernuansa kebhinekaan juga mengalami kemajuan berarti. Perpaduan keindonesiaan dan keislaman yang merupakan faktor utama persatuan Indonesia dan berpotensi menjadi model bagi dunia, harus kita kawal dan rawat bersama.
Kita perlu berjuang untuk membumikan Pancasila di dalam kehidupan nyata masyarakat: keadilan sosial perlu dihadirkan, ekonomi konstitusi terutama UUD pasal 33 perlu diwujudkan dalam UU, kebijakan dan program pemerintah. Hak dasar rakyat yang dijamin pasal 28 dan pasal 31 UUD, secara bertahap harus dipenuhi oleh Negara. Pasal 29 ayat 2 yang menjamin kebebasan beragama perlu diterapkan secara utuh di dalam masyarakat. Peran aktif Indonesia yang berdaulat dalam perdamaian dunia sebagai tujuan bernegara perlu ditingkatkan.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Diperlukan sejumlah prasyarat untuk bisa mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu diredamnya (potensi) konflik dan tumbuhnya rasa saling percaya antar kelompok masyarakat, penegakan hukum yang menjamin keadilan; memperbaiki akhlaq bangsa khususnya generasi muda dan mencegah merebaknya penyakit sosial; perbaikan birokrasi penyelenggara negara supaya efisien, efektif dan tidak korup; hadirnya partai politik yang punya idealisme dan dipimpin oleh tokoh negarawan.
Tebuireng, 5 Februari 2017
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News