Cabai Import Mulai Beredar di Pasar Tradisional Kota Blitar

Cabai Import Mulai Beredar di Pasar Tradisional Kota Blitar Cabai impor yang dijual di salah satu lapak pedagang di pasar Legi kota Blitar. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

KOTA BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sejak sebulan terakhir cabai impor mulai beredar di pasar-pasar tradisional di Kota Blitar. Di pasar Legi kota Blitar, keberadaan cabai impor tersebut hampir bisa ditemui di semua lapak pedagang sayur dan kebutuhan dapur.

Erlin Suzana (52), salah satu pedagang di pasar Legi kota Blitar menjelaskan berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari pengepul, cabai impor tersebut berasal dari India, Thailand, dan China.

Baca Juga: Tekan Inflasi Daerah, Pemkot Batu Gelar Gerakan Tanam Cabai

"Iya sudah sebulan terakhir ini memang sudah beredar disini. Kualitasnya juga gak kalah sama cabai lokal karena kan ini sebenarnya cabai bagus yang dikeringkan, bukan cabai busuk," kata Erlin Suzana, Kamis (23/2).

Menurut Erlin, meski baru beredar selama sebulan terakhir, namun peminat cabai impor tersebut sudah cukup banyak. Terutama para pengusaha makanan. Kebanyakan pembeli lebih memilih cabai impor yang berbentuk kering itu, daripada cabai lokal. Sebab harga cabai lokal yang semakin melejit. Sedangkan harga cabai impor yang beredar di kota Blitar relatif murah untuk dijangkau masyarakat.

Untuk cabai impor hanya dijual dengan harga Rp 65.000 sampai Rp 75.000 per kilogramnya. Sedangkan harga cabai lokal di kota Blitar saat ini mencapai Rp 140 ribu per kilogramnya. Dalam sehari Erlin Suzana mengaku bisa menjual kurang lebih 15 sampai 20 kilogram cabai impor, yang didatangkan dari Surabaya tersebut.

Baca Juga: Harga Berangsur Stabil, Pemkab Kediri Pastikan Ketersediaan Stok Cabai Aman

"Kalau pembeli sejak beredar yang cukup banyak yang beralih ke cabai impor, karena meskipun bentuknya kering tapi kepedasannya tidak kalah dengan cabai lokal segar," imbuhnya.

Selain lebih murah dibandingkan dengan cabai lokal, cabai impor yang berbentuk hampir menyerupai cabai merah besar, namun lebih pendek ukurannya, karena sudah kering tersebut juga banyak diminati karena bisa tahan lebih lama. Sehingga permintaan semakin meningkat setiap harinya. "Penggunaanya ya tinggal disiram air panas, terus digunakan seperti cabai biasa itu," tutur Erlin.

Baca Juga: Harga Bapok di Pasar Tradisional Bangkalan Terus Melonjak, Beras Tembus Rp16 Ribu per Kg

(Cabai impor dalam bentuk kering yang menjamur di pasar-pasar Kota Blitar)

Sementara Lina (38) salah satu pembeli cabai impor mengatakan, jika ia membeli cabai impor untuk dijadikan campuran sambal. Wanita yang sehari-harinya berjualan makanan itu mengatakan, untuk membuat sambel, ia mencampurkan cabai impor dengan cabai lokal, agar lebih ekonomis.

"Kalau hanya cabai lokal saja rasanya kurang pedas, dan pelanggan banyak yang komplain. Karena cabai lokal mahal jadi pemakaiannya tidak banyak, dan saya campur pakai cabai impor," paparnya. (blt1/tri/rev)

Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jelang Ramadan, Harga Cabai di Pasar Tradisional Kota Pasuruan Meroket':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO