PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka acara haul almaghfurlah KH. Nur Fadlulloh ke-28 di Jatirejo, Lekok, Pasuruan, habib Taufiq mengimbau pada ribuan hadirin untuk selalu mengikuti jejak ulama pewaris nabi, bukan ulama su' (buruk).
"Ulama pewaris nabi itu tidak memiliki syahwat jabatan, tidak ikut rebutan urusan dunia," kata Habib Taufiq pada BANGSAONLINE.com, Kamis (18/1).
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Ia mencontahkan, figur dari kiai Fadol panggilan akrab almaghfurlah, adalah orang zuhud (tidak mementingkan urusam dunia), qonaah (menerima apa adanya), dan ikhlas melakukan sesuatu.
Beda dengan ulama su', dia adalah seorang kiai yang memiliki syahwat urusan dunia. Habib taufik mencontohkan, akhir-akhir ini banyak kiai yang ikut rebutan kursi jabatan, ikut bertarung dalam Pilkada. Mereka mengumbar janji bahwa, ketika nanti menjadi pemimpin akan memaslahatkan rakyat. Setelah dia jadi lupa dengan janjinya dan mencampakan mereka dulu yang dimintai bantuan.
"Ada seorang calon kepala daerah minta doa restu dan dukungan saya. Dia nangis-nangis di depan habib, dia janji tidak akan melepas musyawarah dengan ulama dan habaib. Eeeh setelah dia jadi lupa dengan janjinya. Astaghfirullah," cerita Habib Taufiq Assegaf selaku mustasyar NU Kab.Pasurun tersebut. “Ini gimana kok Kiai dijadikan sapi," tandas dia.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Dia mengisyarat ulama su' memperlakukan rakyat tidak bedanya dengan se ekor sapi. Sapi tersebut dibuat alat kendaraan, setelah dia dapat penghasil menerima hasil duitnya, sudah sapinya dikembalikan ke kandangnya, hewan tersebut cukup dikasih rumput. "akanya anda jangan mau diperbudak Pilkada, karena ente diibaratkan sapi," papar dia.
Habib mengimbau pada hadirin yang hadir agar dalam mencari pemimpin yang benar-benar amanah. (afa/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News