JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tingkat keterpilihan Joko Widodo makin memudar. Elektablitas Presiden ke-7 ini bahkan disebut sudah lampu kuning karena terus mengalami penurunan.
Informasi itu merupakan hasil survei Median yang dilakukan pada 1-9 Februari 2018.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
"Pak Jokowi dan Prabowo mulai memudar elektabilitasnya," ungkap Rico Marbun, Direktur Eksekutif Median ketika merilis hasil surveinya di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat. Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Dalam rilis yang diberi judul “Lampu Kuning untuk Jokowi dan Pergerakan Suara Para Penantang” itu secara tegas Rico menegaskan: “Kami sebut lampu kuning untuk Jokowi karena elektabilitas Jokowi konsisten turun dari tiga survei yang kami lakukan. Di bulan April 2017 elektabilitas Pak Jokowi 36,9 persen; di bulan Oktober 2017 turun menjadi 36,2 persen; dan bulan Februari 2018 ini kembali turun menjadi 35 persen.” Menurut Rico, Jokowi bahkan bukan hanya lampu kuning tapi bisa saja terus menurun ke lampu merah.
Dalam survey dengan sampel 1000 responden, dengan margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, ia menegaskan bahwa rata-rata responden kecewa karena kinerja Jokowi di bidang ekonomi.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Sampel yang dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling diyakini sebagai gambaran riil peta politik saat ini.
Dalam kacamata survey elektabilitas Jokowi yang di bawah 50 persen sangat rawan tak terpilih. Umumnya posisi incumbent selalu di atas 50 persen untuk angka aman.
Sebelumnya, elektabilitss Jokowi pada Oktober 2017 36,2 responden. Kini justeru turun menjadi 35,0 persen.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Begitu juga Prabowo. Kini elektabilitasnya turun menjadi 21,2 persen. Padahal survei Oktober 2017 di elektabilitas Prabowo masih 36,2 persen.
Yang mengejutkan, calon presiden alternatif justeru mengalami peningkatan elektabilitas.
Jenderal Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI, kini dipilih oleh 5,5 persen responden. Ini berarti naik dibandingkan Oktober lalu yang hanya 2,8 persen.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Anies Baswedan yang kini Gubernur Jawa Timur juga elektabilitasnya naik dari 4,4 persen ke 4,5 persen.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga naik elektabilitasnya dari semula dibawah 1 persen, kini 3,3 persen.
Rico menyebut, suara Jokowi dan Prabowo pindah ke tokoh-tokoh alternative tersebut.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Rico bahkan mempertegas bahwa data survei ini menunjukkan bahwa pemilih menginginkan tokoh alternatif selain Jokowi dan Prabowo.
Menurut dia, popularitas Jokowi sebagai petahana sulit meningkat karena kinerja pemerintah yang tidak memuaskan publik, khususnya di bidang ekonomi.
Berdasarkan hasil survei, responden menaruh perhatian pada berbagai masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, harga kebutuhan pokok yang tinggi, hingga tarif listrik yang tinggi.
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih.
Inilah hasil lengkap elektabilitas capres berdasarkan
responden Median:
1. Jokowi 35,0%
2. Prabowo 21,2%
3. Gatot Nurmantyo 5,5%
4. Anies Baswedan 4,5%
5. Agus Harimurti Yudhoyono 3,3%
6. Jusuf Kalla 2,2%
7. Hary Tanoesoedibjo 1,7%
8. Megawati 1,6%
9. Anis Matta 1,5%
10. Susilo Bambang Yudhoyono 1,2%
11. Fahri Hamzah 0,9%
12. TGB M Zainul Majdi 0,9%
13. Wiranto 0,7%
14. Puan Maharani 0,7%
15. Ahmad Heryawan 0,6%
16. Surya Paloh 0,5%
17. Mahfud MD 0,5%
18. Habib Rizieq Syihab 0,3%
19. Rhoma Irama 0,3%
20. Ustaz Abdul Somad 0,3%
21. Susi Pudjiastuti 0,2%
22. Muhaimin Iskandar 0,2%
23. Tri Rismaharini 0,2%
24. Moeldoko 0,1%
Undecided 16,1% (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News