JAKARTA(BangsaOnline)Setelah sempat bicara blak-blakan
tentang perlunya harga BBM naik, sekarang Presiden terpilih RI Joko Widodo
enggan menjawab saat ditanyai soal antrean masyarakat untuk mendapat BBM di
sejumlah tempat di Indonesia.
Kata Jokowi, ia akan mengurus soal antrean masyarakat membeli BBM bersubsidi
bila nanti resmi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014 nanti.
"Antrean BBM bukan urusan saya. Pertanyaan itu boleh ditanyakan 20
Oktober," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (27/8).
Terkait pertemuan antara dirinya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY)
nanti malam di Bali, Jokowi mengaku hanya akan membahas persoalan APBN 2015.
"Nggak ada penawaran apa-apa (ke SBY). Hanya APBN 2015 saja,"
imbuhnya.
Ia juga menjamin tidak ada pembahasan koalisi antara Partai Demokrat dan PDIP
selama ini. "Itu urusan partai," singkatnya. Jokowi mengaku, Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarno Putri sama sekali tidak memberikan pesan apa-apa kepadanya untuk
disampaikan ke SBY.
Pernyataan Jokowi ini berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Saat itu Jokowimengaku akan bicara soal koalisi meski sedikit. "Ada dikit-dikit (soal koalisi Demokrat)," demikian Jokowi seperti dikutip Rmol.com pada Selasa, 26 Agustus 2014 , 20:30:00 WIB.
Baca Juga: PDIP Kabupaten Kediri Beri Santunan ke Panti Jompo dan ODGJ di Peringatan Hari Ibu
Sementara Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat,
Ramadhan Pohan, menganggap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memainkan
akrobat politik. Menurut dia, Partai Banteng mewacanakan kenaikan bahan bakar
minyak di akhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Padahal, PDI Perjuangan adalah partai oposisi yang menolak kenaikan BBM saat di
sidangkan di Paripurna DPR. "Jelas ketahuan siapa yang pemain citra,"
kata Ramadhan di Kompleks Senayan, Rabu 27 Agustus 2014.
Dia menganggap jika kondisi ekonomi Indonesia baik. Sehingga tak ada alasan
untuk menaikkan harga BBM. Bisa saja setelah SBY menaikkan BBM, Jokowi lalu
menurunkannya. "Kami mewaspadai saja kalau ada 'jebakan batman',"
kata dia.
Ramadhan menilai PDI Perjuangan bersikap aneh lantaran seakan-akan menekan
pemerintah untuk menaikkan harga BBM. "Bukankah Juni lalu PDI P membuat
buku untuk tidak menaikkan harga BBM?" kata dia mempertanyakan.
Buku saku itu berisi alternatif agar BBM tak dinaikkan. "Sabar. Implementasikan sendiri saja buku itu. Kan kurang sebulan lagi memimpin."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News