Jaga Netralitas Anggota TNI di Pilkada Serentak

Jaga Netralitas Anggota TNI di Pilkada Serentak Kepala Staf Koarmatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI I N.G. Sudihartawan memimpin upacara bendera 17-an. foto: Dispen Armatim/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kepala Staf Ko (Kas) Laksamana Pertama TNI I N.G. Sudihartawan mewakili Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pang) Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, memimpin upacara bendera 17-an yang berlangsung di Dermaga Ko, Ujung, Surabaya. Selasa (17/4).

Dalam amanat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang dibacakan kas menyampaikan, salah satu tantangan yang akan dihadapi dalam waktu dekat adalah pilkada serentak di 171 daerah di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun ini pula rangkaian Pemilu 2019 yang akan dimulai. Pesta demokrasi tersebut biasanya akan diiringi dengan meningkatnya suhu politik di Tanah Air. Kerawanan akan timbul bila hal itu dibarengi dengan berbagi tindakan kontraproduktif seperti kampanye hitam dan provokasi serta pengerahan massa yang anarkis.

Baca Juga: Satkopaska Koarmada II, Laksanakan Geladi Parsial Hadapi Latihan Peperangan

Untuk itu Panglima TNI minta kepada seluruh prajurit dan ASN TNI untuk tidak bersikap reaktif terhadap segala isu yang berkembang. “Tetap fokus pada tugas yang diembankan kepada kita. Prajurit dan ASN TNI harus dapat membawa kesejukan di tengah-tengah masyarakat dengan tidak turut meneruskan atau menyebarkan isu-isu tidak jelas yang dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tetap menjaga netralitasnya,” jelas panglima.

Keikutsertaan purnawirawan TNI dalam pilkada tidak boleh mempengaruhi netralitas prajurit TNI. Partisipasi para purnawirawan tersebut memang menunjukan adanya penghargaan masyarakat terhadap purnawirawan, sekaligus wujud partisipasi aktif dalam politik setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat. Namun partisipasi tersebut tidak boleh menyeret TNI ke kancah politik praktis.

Perkembangan di berbagai belahan dunia terlihat bahwa spektrum ancaman dan perang serta teknologi yang digunakan semakin kompleks. Negara-negara yang terlibat tidak lagi hanya terpukau pada satu spektrum ancaman tetapi sudah menghadapi berbagai bentuk ancaman pada saat yang bersamaan, tanpa adanya ketahanan nasional yang kuat. Bukan hal yang mustahil ancaman bertubi-tubi semacam itu dapat merongrong stabilitas suatu negara yang pada akhirnya membahayakan kedaulatan dan keutuhan negara yang bersangkutan. (dispen /rd)

Baca Juga: Prajurit Koarmada II Peringati Nuzulul Quran

Sumber: Dispen Armatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO