SURABAYA (bangsaonline) - Para pelaku kejahatan rupanya tidak ciut nyali meski polisi telah membentuk tim 'Crime Hunter' sebagai pemburu aksi kriminalitas jalanan di Surabaya. Terbukti para pelaku masih berkeliaran dan bertindak semakin sadis. Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, kemarin malam dua karyawan Jawa Pos Grup menjadi korban pembacokan empat kawanan penjahat jalanan. Diduga para pelaku hendak merampas motor kedua korban.
Kedua korban tersebut antara lain Dwi Yuliardi (26) sopir JTV warga Wonocolo Gang Pertolongan Surabaya, yang mengalami luka bacok di bagian lengan kanannya hingga nyaris putus. Dan Wahyu Laksono (24) pegawai layout Jawa Pos warga Jambangan Sawah Surabaya, yang mengalami luka bacok di bagian lengannya. Kedua korban sama-sama dirawat intensif di RSUD Dr Soetomo.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun. Aksi pertama terjadi kemarin (27/8) sekitar pukul 23.30 WIB. Ketika itu korban keluar dari parkiran Gedung Graha Pena untuk pulang ke rumahnya. Setibanya di pertigaan Jemur Andayani, korban yang mengendarai motor Yamaha Xeon nopol N 2176 GY tiba-tiba dipepet oleh empat kawanan pria dengan mengendarai dua motor. Tanpa basa basi salah seorang pelaku langsung menyabetkan senjata tajam lalu menendang korban hingga tersungkur.
Korban yang merasa nyawanya terancam langsung berteriak minta tolong. Warga sekitar yang mendengar teriakan itu langsung berdatangan. Sesaat kemudian polisi pun datang ke lokasi dan langsung melakukan pengejaran. Kala itu polisi sempat mengamankan empat orang mencurigakan yang tidak memakai helm.
Aksi kedua terjadi 45 menit kemudian. Wahyu Laksono yang pulang dari kantor Graha Pena juga menjadi korban pembacokan. Lokasinya tak jauh dari TKP yang pertama di kawasan Jemursari. Dari keterangan kedua korban, para pelaku pembacokan memiliki ciri yang sama. Berjumlah empat orang dan mengendarai dua motor Yamaha Mio warna putih dan Honda Revo.
Agus, seorang sekurity di RSI Jemursari menceritakan, salah seorang anak buahnya yang tengah berjaga malam melihat ada seorang pria yang tiba-tiba saja masuk rumah sakit dengan kondisi lengan berlumuran darah. Saking banyaknya darah yang keluar, pakaian satpam terkena cipratan darah.
Kanitreskrim Polsek Wonocolo AKP Nur Suhud ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja dia membantah jika kejadian itu merupakan aksi penjambretan atau pun perampasan motor. Pasalnya, saat kejadian tidak ada barang korban yang dinyatakan hilang.
"Empat orang yang sempat diamankan adalah karyawan rumah makan. Jadi masih belum mengarah pada pelaku. Untuk itu, kita masih lakukan penyelidikan, apakah ini penganiayaan atau kasus yang lainnya," ujar Mantan Kanitreskrim Wonokromo ini.(far)










