SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rela menjalani hidup dengan sederhana, Supinah (76 tahun), buruh tani asal Dukuh Krajan, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo ini bisa berangkat haji.
JCH yang sejak muda menjadi buruh tani ini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 37 rombongan 8 asal Kabupaten Ponorogo yang berangkat pada Minggu (29/7) pukul 14.00 WIB dengan nomor penerbangan SV 5715.
Baca Juga: Masa Tunggu Berangkat Haji di Ponorogo Jadi 20 Tahun
Saat muda, Supinah mengaku hanya mendapat upah Rp 500 per hari dari pekerjaannya. Seiring waktu, ia lalu dibayar sebanya Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per hari. Saking lama menyimpannya, ia mengaku uangnya sampai dimakan rayap dan jamuran.
"Saya memiliki cita cita pergi haji sejak muda. Uang yang Saya dapatkan dari pekerjaan dari buruh tani Saya simpan sedikit demi sedikit di bawah amben (tempat tidur). Ketika uangnya sudah terkumpul sekitar Rp 300 ribu, Saya titipkan uangnya pada tetangga depan rumah," ucapnya.
Demi mewujudkan keinginannya berhaji, nenek asal Dukuh Krajan Ngrupit Jenangan Bojonegoro ini berhemat dalam hal apapun. Setiap hari, ia hanya masak beras 2 gelas kecil dengan lauk sayuran seadanya.
“Sambel terong bayem saja, paling bagus pake tahu tempe,” ujar nenek yang hidup sebatang kara karena sudah puluhan tahun ditinggal mati suaminya ini.
Rumahnya pun sangat sederhana, dinding dan lantai rumahnya sudah banyak yang pecah dan mengelupas. Supinah pun tak memiliki barang berharga apapun selain rumah tersebut
“Kasihan, sepedapun ia tak punya. rumahnya banyak yang ngelupas dan pecah. Layak dapat bantuan. Semoga dengan masuk TV, ada yang mau bedah rumah mbah Supinah,” ujar tetangga Supinah.
Tahun 2010, uang yang titipkan tetangganya telah terkumpul lebih dari dua puluh lima juta rupiah. Dengan diantar tetangganya, Supinah mendaftar haji.
Karena sudah lanjut usia, hampir satu tahun terakhir ini Supinah menyudahi pekerjaannya sebagai buruh tani. Kini ia bekerja serabutan seadanya. Dua hari sekali, ia petik bunga turi dari 1 pohon turi yang ia miliki. Bunga turi tersebut ia jual, dan mendapat uang berkisar lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah.
Selain itu, Supinah juga mencari kayu untuk bahan bakar dapurnya. Meski usianya sudah lanjut, Supinah terlihat masih sehat dan kuat. Kebiasaan kerja kerasnya itu membuatnya bergerak terus akibatnya Supinah terlihat masih sehat dan bugar. Untungnya, Supinah tidak sendiri sasat menunaikan rukun Islam yang ke lima ini. Ia didampingi oleh tetangganya yang juga satu rombongan berhaji dengannya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News