Jokowi Dikritik Ingkari Janji Kampanye dan Koalisi Tanpa Syarat

JAKARTA(BangsaOnline)Capres terpilih Joko Widodo () mendapat kritik dari politisi Partai Golkar Tantowi Yahya. Menurutnya, capres yang diusung Koalisi Indonesia Hebat itu gagal mewujudkan koalisi tanpa syarat, lantaran 16 menteri dari 34 kementerian kabinetnya diisi oleh kalangan partai.

"Ada-ada saja," katanya menjawab kritikan usai mengisi kuliah umum di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jalan Gatot Subroto, Jakarta (Selasa, 16/9).

mengaku enggan ambil pusing atas komentar yang ada terkait komposisi kabinet bentukannya periode 2014-2019 mendatang.

"Ya terserah yang menilai, kamu saja yang menilai. Saya sih terserah yang menilai," kilahnya.

Sebelumnya, Wakil Sekjen Golkar Tantowi Yahya mengungkapkan bahwa koalisi tanpa syarat yang diterapkan tidak berjalan lancar. Terdapat 16 menteri dari 34 kementerian diisi oleh kalangan partai politik.

Tantowi menilai, keputusan memberi 16 kursi menteri untuk diduduki oleh kader partai adalah jawaban dari sulitnya melaksanakan koalisi tanpa syarat yang dahulu digadang-gadang dalam kampanye.

Saat member kuliah umum menargetkan swasembada beras tercapai dalam tiga tahun pemerintahannya. Karena itu, dia meminta lembaga-lembaga penelitian yang ada dapat menciptakan benih padi berkualitas.

"Target saya, swasembada harus bisa kita lakanakan dalam kurang lebih tiga tahun," katanya saat memberi kuliah umum di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/9).

Menurut , Indonesia dapat mencapai swasembada apabila apabila lahan-lahan pertanian yang ada menghasilkan 10 hingga 20 ton beras dalam satu hektare per tahun.

"Jangan memikirkan bangun sawah lagi. Dulu sawahnya panen sekali menjadi 3 kali, banyak yang tidak produktif menjadi produktif," bebernya.

Selain beras, pemerintahan juga akan mengupayakan swasembada komoditi lain seperti gula.

"Tahun ke empat harusnya ada kelebihan, dan mulai masuk pada produk-produk pertanian seperti semangka, pepaya," jelasnya.

Karena itu, berjanji akan meningkatkan kualitas dunia penelitian. Terutama dalam sektor pertanian dan perkebunan guna menghasilkan produk-produk berkualitas.

"Yang bisa dijadikan komoditas ekspor kita, sehingga riset dasar kita harus kita perbaiki dari tahun ke tahun," imbuhnya.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Sementara Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan pilihan untuk bagi-bagi jabatan telah melukai hati pendukungnya.

"Kemarin saat kampanye, keras mengatakan tidak akan bagi-bagi kursi. berjanji akan membentuk kabinet tanpa mempertimbangkan pertimbangan politik seperti komposisi partai. Sekarang itu terbukti hanya janji manis saat kampanye," ujar Jajat di Jakarta, Selasa (16/9).

Keputusan untuk melanggar berbagai janji kampanyenya, di antaranya dukungan untuk meningkatkan harga BBM, pembagian kursi kepada kader partai politik pengusung -JK, pemberian mandat kepada Hendropriyono untuk menjadi penasehat Tim Transisi walau pernah berjanji akan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM telah menggerus dukungan masyarakat terhadap .

Kemudian, membungkuknya saat pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dan keputusan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menerima pimpinan Partai Komunis Tiongkok di Balaikota. Hal ini memberikan pukulan telak terhadap elektabilitas -JK.

"Jika Pemilu diadakan hari ini, saya yakin -JK hanya akan mendapatkan 20 sampai dengan 25 persen suara melawan Prabowo-Hatta. Sudah terlalu banyak janji kampanye yang ia langgar," tutup Jajat.

Sumber: Rmol.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO