TUBAN, BANGSAONLINE.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo akhirnya angkat suara terkait pendirian kilang minyak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Ia juga menyikapi terkait penolakan warga atas kehadiran kilang minyak tersebut.
Jokowi meminta agar warga yang menolak diajak musyawaraj dengan Bupati Tuban maupun Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
"Dari sisi penlok sudah dilakukan, dan apabila yang belum setuju dilaporkan pada bupati atau gubernur. Semua itu dibicarakan baik-baik karena investasi itu untuk membuka lapangan pekerjaan," beber Jokowi saat singgah di Tuban, pada Jumat (1/2) malam.
Jokowi menambahkan, pendirian kilang minyak tujuannya agar negara memiliki revenue kilang minyak sendiri. Oleh sebab itu, pemerintah tidak hanya membangun di Tuban, namun dibangun pula di Balikpapan, Bontang, dan Balongan.
"Intinya semua itu untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya kilang, kita ingin buka invetasi itu membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Kalau di Tuban ini kerja sama antara Pertamiana dan Rosneft," beber Jokowi.
Baca Juga: PT TPPI Tuban Ajak Masyarakat Bebersih Pantai dan Bagikan 1.000 Bibit Pohon
Diketahui, pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban terletak di tiga desa, yakni Wadung, Sumurgeneng, dan Kaliuntu. Namun proses pendirian kilang minyak ternyata menemui kendala. Yakni adanya penolakan warga sekitar. Alasannya, mereka tidak ingin lahan pertanian yang dijadikan mata pencahariannya hilang. (wan/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News