SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dahulu kala di Nusantara ini banyak berdiri kerjaan besar dan memiliki pengaruh yang kuat, termasuk kerajaan yang berpusat di Jawa Timur. Namun publik hanya mengenal segelintir kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, seperti Majapahit dengan pusat kerajaan di Mojokerto dan Dhoho dengan pusat kerajaan di Kediri.
Sejatinya, ada beberapa kerajaan yang berdiri dan eksis di Jatim pada masa lampau. Salah satunya Kerajaan Sadeng. Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan di sekitar Kabupaten Jember dan Bondowoso saat ini. Dengan ibu kota kerajaan terletak di wilayah Puger, Jember. Ironisnya, pemerintah daerah maupun provinsi kurang memberi peran dalam menggali sejarah Kerajaan Sadeng.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
"Di Nusantara ini pernah berdiri Kerajaan Sadeng yang berpusat di Puger. Kerajaan ini menjadi lumbung pangan. Bahkan mensuplai kebutuhan pangan kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan besar. Warga Jatim dan khususnya Jember harus tahu sejarah ini, apalagi warga Kecamatan Puger," tutur pengamat sejarah, Yopi Setiyo Hadi, berdasarkan rilis yang diterima redaksi, Minggu (14/4).
Yopi mengungkapkan Kerajaan Sadeng ni memperkaya khazanah sejarah dan budaya Jawa Timur. Karena itu pihaknya melakukan penelitian tentang Kerajaan Sadeng ini sejak tahun 2007. Bahkan pada Kamis (11/4) lalu, pihaknya menggelar diskusi di Gedung PAUD Dusun Gedangan Desa Puger Kulon, Kecamatan Peter, Kabupaten Jember.
Dalam diskusi yang diikuti oleh aktivis mahasiswa dan pemuda Puger itu, pihaknya mengupas tentang Kerajaan Sadeng. Karena literatur tentang kerajaan ini tergolong minim. Kalaupun ada literatur yang menuliskan Kerajaan Sadeng terkesan minor karena yang tercatat adalah pemberontakan Sadeng yang kemudian berhasil ditumpas oleh pasukan kerajaan Majapahit.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Yopi yang merupakan pengelola Boemi Poeger Persada ini melanjutkan, pemberontakan Sadeng tahun 1331 M dikisahkan pada Kitab Pararaton. Padahal Sadeng ini memiliki makna strategis dalam menopang kerajaan Majapahit.
“Penaklukan Sadeng begitu pula Ketha merupakan batu pijakan bagi Gajah Mada dalam menggapai puncak karirnya serta menjadi batu pijakan dari Kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaan dan keemasannya,” urai Yopi.
Sementara itu, Mas Dana sebagai moderator menggaris bawahi sumber dasar yang menginformasikan keberadaan Sadeng sebagai sesuatu kerajaan adalah Kitab Pararaton dan Negarakretagama atau Desawarnana. Selain itu, keberadaan kerajaan Sadeng telah ditulis secara parsial oleh beberapa peneliti pada masa Hindia Belanda, seperti, Berg, Kern, serta NJ Krom.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Peserta diskusi, sebagian besar generasi muda puger, sangat antusias tatkala di ungkapkan bahwa wilayah Kerajaan Sadeng berpusat di Puger dengan luas wilayah meliputi kabupaten jember dan Kabupaten Bondowoso pada masa kini. Wilayah Kerajaan Sadeng ini memiliki potensi sumber daya alam yang lengkap dan merupakan lumbung pangan. (mdr/ian)
Diskusi ini menghasilkan 3 catatan penting yentang alasan kerajaan Sadeng ditaklukkan oleh Majapahit, yaitu:
1. Sebagai alasan Gajah Mada dan beberapa punggawa Majapahit untuk meningkatkan karir dan status dihadapan Ratu Majapahit.
Baca Juga: Situs Persada Soekarno dan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Syukuran Hari Pancasila Menggema di PBB
2. Wilayah Kerajaan Sadeng merupakan lumbung pangan dengan potensi sumber daya yang lengkap.
3. Di wilayah Kerajaan Sadeng terdapat struktur masyarakat dan pemerintahan yang berpotensi sebagai pesaing dan ancaman bagi Majapahit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News