SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perayaan Tri Suci Waisak dapat dijadikan sebagai momentum dalam membangun kembali nilai-nilai luhur bangsa, serta bersama-sama menjaga sesanti yang ditulis dalam Kitab Sutasoma, yakni Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Nilai-nilai luhur tersebut harus terus dibangun untuk menguatkan harmoni, kedamaian dan ketentraman di tengah-tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Perayaan Tri Suci Waisak Bersama Tahun 2019 di Dyandra Convention Center Surabaya, Minggu (26/5).
Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin
Menurutnya, perayaan waisak bersama ini merupakan sarana untuk menyebarkan kabaikan, kedamaian, ketenteraman, serta hubungan harmoni baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, maupun manusia dengan sesamanya. Menjaga keharmonisan ini caranya dengan saling menghormati, saling membantu, serta memperkuat solidaritas sosial yang kokoh.
Adanya perbedaan di tengah-tengah masyarakat, lanjutnya, tidak harus diseragamkan atau ditiadakan. Namun semua perbedaan dan keragaman itu harus diikat oleh tali persaudaraan, semangat kebersamaan, dan persatuan. Keragaman ini menjadi tanda kebesaran Tuhan menciptakan alam semesta yang di dalamnya penuh keberagaman.
“Yang beda jangan disamakan dan persamaan jangan dibedakan, karena sebetulnya perbedaan itu akan menjadi bagian dari diri kita untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik, beradaptasi, dan proses-proses seperti itu sebetulnya serangkai dalam Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana sebaiknya perbedaan itu ending-nya adalah Eka dan diikat oleh Pancasila. Ini harus menjadi satu rangkaian,” kata Khofifah.
Baca Juga: Usung 2 Inovasi, Jatim Raih Penghargaan Provinsi Terinovatif di IGA 2024
Orang nomor satu di Jatim ini lantas mengajak seluruh komponen masyarakat di Jatim serta para tokoh agama pada khususnya, untuk terus memelihara dan memperkuat harmoni, kerukunan dan toleransi dalam kehidupan bersama sebagai bangsa. Ini semua dapat terwujud jika para pemimpin, para tokoh komunitas, dan para pemuka masyarakat, dengan ketulusan dan kebesaran jiwa peduli, berbuat dan bekerjasama dengan erat untuk mengelola permasalahan itu dengan baik.
“Kalaupun kemarin ada dinamika-dinamika, maka hari ini adalah titik di mana ada kesempatan kita kembali memanggil memori tentang nilai-nilai keagamaan yang mengajarkan kebaikan, kedamaian, ketentraman dan tentu bagaimana saling menghormati satu dengan yang lain,” katanya.
Di akhir, Khofifah berharap, perayaan Tri Suci Waisak tahun ini dapat membawa ketentraman, kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan untuk seluruh manusia khususnya masyarakat di Jatim.
Baca Juga: Kunjungi Maha Vihara Mojopahit, Pj Gubernur Jatim Pastikan Perayaan Waisak Kondusif
“Melalui perayaan Tri Suci Waisak bersama 2019 ini saya titip do’a, semoga negeri ini khususnya Jatim senantiasa menjadi negeri yang penuh dengan kedamaian, kesejahteraan, gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto rahajo,” pungkasnya.
Perayaan Waisak Bersama 2019 yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhis Theravada Indonesia (KBTI) dan 5 Vihara di Surabaya ini mengambil tema “Mencintai Kehidupan Berbudaya Penjaga Persatuan”.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Sangha Theravada Indonesia, Yang Mulia Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera, Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Caliadi S.H., M.H., serta Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia, Arif Harsono. (mdr/ian)
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News