
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Vihara Jayasaccako, Kelurahan Semampir, telah melakukan kegiatan untuk menyambut perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 sejak sebulan lalu.
Peringatan bakal dilakukan pada Senin (12/5/2025), puja detik-detik Waisak 2569 BE/2025 adalah pukul 23.30 WIB. Agenda tersebut dipimpin Bhante Santamano Mahathera.
Ditemui di Vihara Jayasaccako, Ketua Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi), PMd. Daniel Chriestanto, menjelaskan bahwa perayaan Waisak tahun ini mengusung tema nasional 'Kebijaksanaan Dasar Keluhuran Bangsa'.
"Tema ini mengandung makna mendalam mengenai pentingnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (11/52/25).
Menurut dia, Waisak adalah momen penting untuk memperkuat semangat cinta kasih dan kebijaksanaan di tengah masyarakat.
Perayaan Waisak lebih dari sekadar ritual, kegiatan ini merupakan refleksi spiritual untuk menanamkan kebajikan, welas asih, serta ketenangan dalam interaksi sosial.
Untuk persiapan perayaan Waisak, kata Daniel, biasanya sudah dimulai satu bulan yang lalu. Dengan apa yang disebut 'Sebulan pendalaman Dhamma'.
Jadi di waktu sebulan itu, umat Buddha melakukan puasa, namun ini bukan suatu keharusan. Tapi memang diimbau untuk melatih diri dengan berpuasa.
"Dalam periode ini, umat didorong untuk menjauhi perbuatan buruk dan menjalani hidup yang lebih tenang dan bersih," ucap Daniel.
Kemudian, ia menyebut dalam periode 'sebulan pendalaman dhamma' umat juga melakukan beberapa kegiatan seperti bersih-bersih vihara, bersih-bersih patung Buddha, dan beberapa kegiatan sosial lainnya, salah satunya memberikan sembako kepada warga.
"Rangkaian acara di vihara, meliputi puja bakti, pradaksina, serta meditasi bersama yang akan diikuti umat Buddha dari wilayah sekitar. Kami juga membuka diri bagi masyarakat umum yang ingin merasakan kedamaian dalam momen suci tersebut," paparnya.
Sedangkan Bhante Santamano Mahathera, menjelaskan Waisak memiliki tiga peristiwa penting bagi umat Buddha yang berhubungan dengan kehidupan Sidharta Gautama, yaitu kelahiran dan pencapaian yang sempurna dengan usaha sendiri dan mangkat.
"Tiga peristiwa itu diperingati untuk mengingat jasa-jasa perjuangan seorang manusia untuk mengeliminir atau menghilangkan atau menjauhkan diri dari yang namanya penderitaan," ujarnya. (uji/mar)