Ruwatan Amien Rais Dianggap Lecehkan Muhammadiyah

  Ruwatan Amien Rais Dianggap Lecehkan Muhammadiyah foto: muhammadiyahstudies.blogspot.com


JAKARTA(BangsaOnline) Ruwatan pendukung yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Pelestari Tradisi atau Pametri di depan kediaman Amien Rais, kawasan Sawit Sari Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, pada Kamis (16/10) kemarin disesalkan.

Karena aksi tersebut tidak hanya melecehkan tokoh sekaliber mantan Ketua MPR tersebut, tapi juga sebagai organisasi.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

"Dari sisi keagamaan, melakukan ruwatan di rumah Pak Amien juga sama melecehkan . Apapun, Pak Amien adalah mantan Ketua , siapapun tahu soal ini, termasuk yang melakukan ruwatan," tegas intelektual muda , Ma'mun Murod Al Barbasy kepada RMOL (Senin, 20/10).

Karena , sambung Ma'mun, secara tegas menolak praktik ruwatan, yang dinilai menyimpang dari tuntutan al Quran dan Sunnah. Islam hanya mengajarkan bahwa berdoa itu langsung pada Allah nggak boleh ada perantara-perantaraan, apalagi lewat perantara makhluk lain seperti jin yang kualitas kemakhlukannya ada di bawah manusia.

"Berdoa dengan cara wasilah dengan makhluk lain itu cermin kebodohan dan merendahkan derajat kemanusiaan," ungkapnya.

Makanya, Ma'mun berharap "demo ruwatan" oleh pendukung Joko Widodo itu dilakukan sekadar kekhilafan.

"Semoga ini tindakan bodoh pendukung yang terakhir. Kalau masih terjadi lagi, sepertinya memang sengaja memantik perselisihan dengan . Kalau tidak sepaham dengan Pak Amien, tunjukan-tunjukan cara-cara yang elegan," tandasnya.

"Saya yakin itu tindakan 'pesanan'. Kalau orang Yogya atau Solo yang asli nggak mungkin melakukan tindakan konyol seperti itu. Saya yaqin itu tindakan 'pesanan' yang sengaja melecehkan Pak Amien," jelas Ma'mun kepada RMOL (Senin, 20/10).

Selain itu pula, Ma'mun heran dengan aksi sekelompok orang tersebut. Karena dia mempertanyakan, apa kesalahan yang pernah dilakukan oleh mantan Ketua itu.

"Bahwa mungkin ada tindakan Pak Amien yang dianggap berlebihan seperti pernyataannya soal 'Perang Badar'. Tapi itu soal persepsi," ungkap dosen Universitas Jakarta ini.
Sementara keputusan Amien mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres dan kemudian mendukung Pilkada tak langsung itu hak dan pilihan politik. Sebagai guru besar UGM, Amien tentu punya alasan pembenar secara akademis. Seperti mereka yang mendukung atau pilkada langsung.

"Justru mereka yang secara berlebihan menyudutkan Pak Amien karena pandangan yang berbeda itu bentuk arogansi dan tak paham demokrasi," tegas doktol Ilmu Politik yang saat ini menjabat Sekretaris Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Cabang Jakarta

Sebelumnya, Koordinator Aksi Agus Sunandar menjelaskan mereka sengaja menggelar ritual ruwatan di rumah Amien Rais dengan membawa sejumlah uba rampe seperti ayam hitam, pisang, air kembang dan yang lainnya.

"Ritual selain doa-doa, memotong bulu ayam juga menyiram air kembang di depan rumah Amien Rais," katanya.

Sementara sepanjang jalan menuju rumah Amien Rais mereka mendendangkan lagu Jawa "lir-ilir". "Ritual ruwatan ini dimaksudkan agar Amien Rais mendukung pemerintahan baru, dan tidak lagi membuat trik-trik yang memecah belah," kata Agus Sunandar.

Sumber: Rmol.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO