JEMBER, BANGSAONLINE.com – Hudi (40), warga Jalan Gurami, Dusun Krajan, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, Jawa Timur, tewas setelah memperbaiki atap Gudang SDN 01 Dukuh Mencek, kecamatan setempat.
Diketahui pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu mengalami kecelakaan kerja, akibat tersengat aliran listrik saat memindah rangka baja ringan untuk memperbaiki atap ruangan tersebut. Kemudian korban jatuh dan mengalami luka di kepala.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Akibat kecelakaan yang dialami, korban pun sempat dilarikan ke RSD dr. Soebandi, Kecamatan Patrang. Namun karena kondisi luka yang cukup parah, korban pun meninggal saat mendapat perawatan di rumah sakit.
“Kejadiannya itu sekitar pukul 10.30 WIB, siang tadi,” kata Kapolsek Sukorambi AKP Ribut Budiyono saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (7/8/2019).
Korban diduga mengalami kecelakaan kerja, kata Ribut, diawali dengan tersengat aliran listrik saat memindah sejumlah rangka baja ringan untuk memperbaiki atap ruangan.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
“Mau memperbaiki galvalum ruangan yang sebelumnya tempat tinggal penjaga sekolah. Untuk nantinya menjadi gudang penyimpanan alat-alat milik sekolah,” sambungnya.
Diketahui korban tersengat listrik, dari luka bakar yang dialami korban di bagian perut. “Jadi saat memindah batang-batang baja ringan itu, ditumpangkan di kabel listrik PLN. Karena tergesek-gesek kesetrum (tersengat listrik, red). Kemudian korban jatuh dan luka di bagian kepala. Tapi itu dugaan kronologis, karena saksi teman kerja korban, melihat ada luka bakar di perut dan luka cukup parah di kepala,” terangnya.
Selanjutnya korban langsung dilarikan ke rumah sakit. “Saat dibawa ke rumah sakit kondisi masih sadar dan hidup. Tapi dari kepala ada darah. Kemudian mendapat perawatan, dan meninggal di rumah sakit,” jelasnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Untuk mengetahui pasti penyebab kematian korban, kata Ribut, pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan otopsi. “Ada surat pernyataan tertulis yang ditanda tangani pihak keluarga untuk tidak dilakukan otopsi. Dari pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan kecelakaan kerja. Pihak keluarga juga menyampaikan, jika korban memiliki riwayat stroke,” katanya.
Sementara itu, Kepala SDN 01 Dukuh Mencek Susetyo Handayani, membenarkan kejadian yang terjadi di sekolahnya itu. “Benar tadi memang ada musibah itu. Dialami tukang bangunan yang bekerja. Tapi selanjutnya sudah kami sampaikan ke Kepala Desa dan Kapolsek. Pihak sana yang langsung menangani,” katanya singkat. (jbr1/yud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News