GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Gresik melakukan budidaya pengembangan tanaman tembakau memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2019.
Ada tiga wilayah yang bakal dijadikan lahan tembakau, masing-masing wilayah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Duduksampeyan.
Baca Juga: Harumkan Nama Gresik, Bu Min Serahkan Reward kepada Kafilah MTQ ke-30 Jatim Tahun 2023
Hal ini disampaikan Kepala Disperta Eko Anindito Putro didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokol Sutrisno di kantornya, Senin (9/9).
Menurut Eko, tahap awal pengembangan tanaman ini sebanyak 18 hektare yang tersebar di 3 wilayah kecamatan. Untuk petani di Kecamatan Balonpanggang yaitu di Desa Wotansari, Sekarputih, Jombangdelik, dan Dapet. Sedangkan di wilayah Kecamatan Benjeng tersebar di Desa Lundo dan Desa di wilayah pinggiran Sungai Lamong.
"Kami optimis lahan tembakau di Gresik akan meningkat. Secara historis Gresik dulu memang sudah ada komoditi tanaman tembakau ini. Ke depan kami akan mengembangkan tanaman tembakau ini untuk wilayah Gresik Utara, khususnya di wilayah Kecamatan Ujungpangkah. Dalam sejarahnya, Kecamatan Ujungpangkah dulu memang penghasil tembakau," kata dia.
Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas
Dikatakan Eko, tanaman tembakau tidak mengganggu potensi tanaman pangan khususnya padi. Menurut dia, budidaya tembakau ini ditanam saat musim kemarau, di mana tanaman padi tidak sedang berproduksi.
Khusus jenis tanaman tembakau yang ada di Gresik, Eko menyatakan bahwa selama ini petani Gresik hanya menanam tembakau jenis tembakau jawa (jinten). Hal ini sudah tradisi petani tembakau Gresik. "Ke depan kami akan mendorong petani mengembangkan tembakau jenis virginia. Tembakau ini terkenal karena bernikotin rendah juga harga jualnya lebih tinggi. Hal ini akan lebih menguntungkan para petani tembakau," terangnya.
Untuk memfasilitasi para petani tembakau tersebut, Disperta Gresik menggandeng Balai Penelitian dan pabrikan. Selain itu, juga akan membuat demplot atau semacam lahan uji coba. Demplot ini akan dilaksanakan pada tiga kelompok tani di tiga wilayah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Duduksampeyan.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Masih kata Eko, demplot ini sebagai sekolah lapang SL-GAP (Sekolah Lapang Good Agricultural Practices) tembakau bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas) Karangploso Malang. "Kami juga memberikan bantuan sarana produksi berupa bibit tembakau, pupuk, dan obat-obatan," urainya.
Dari hasil Analisa ekonomi Disperta Gresik, pendapatan petani melalui komoditi tembakau ini yaitu sekitar Rp. 32 Juta/hektare pada satu kali musim tanam, yaitu selama 3 bulan (kemarau). (hud/rev)
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News