JAKARTA(BangsaOnline) Ahli ekonomi yang juga penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa, Rizal Ramli, menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
kali ini, sebesar Rp 2.000 per liter, sesuai saran Bank Dunia.
Sedangkan angka kenaikan yang tak jadi direalisasikan, sedianya Rp 3.000, adalah usul Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Ini (kenaikan Rp 2.000) usul Bank Dunia. Pak Jokowi itu manut benar kepada Bank Dunia.Kalau Rp 3.000 itu kan usulnya Pak JK yang ngitungnya nggak benar," ungkap Rizal saat wawancara live dengan salah satu televisi swasta dari kawasan Parlemen Senayan, Selasa siang (18/11).
Mantan
Menko Perekonomian ini kembali menegaskan bahwa cara menyelematkan
anggaran dengan mencabut subsidi rakyat pada BBM adalah jalan keluar
yang sangat keliru dan menggampangkan masalah.
"Banyak cara
selamatkan APBN. Sebetulnya sederhana. Hapuskan premium, karena oktannya
ketinggian 88-90. Di Amerika Serikat saja oktannya 86. Itu makanya
orang kaya Indonesia mau pakai premium," tegasnya.
"Kita hapus
(premium) itu, dan bikin BBM rakyat dengan oktan 80-83. Dengan demikian
tidak usah naikkan harga BBM untuk 80 juta pemotor dan 3 juta angkutan
umum. Sedangkan jenis Pertamax kita naikkan. Dengan ini ada subsidi
silang," ujarnya.
Untuk mengetahui lebih lengkap jalan alternatif dari Rizal Ramli ini, silakan baca:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News