JAKARTA(BangsaOnline)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut terkena dampak pernyataan Menkopolhukam
Tedjo Edhi Purdijatno yang menyarankan Polri tidak mengizinkan Partai Golkar
dilaksanakan di Bali pada 30 November 2014.
Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray
Rangkuti. Menurut dia, tak pantas seorang menkopolhukam ikut-ikutan
mengomentari dapur orang lain yang dalam hal ini Partai Golkar.
"Sekarang Jokowi di bully dimana-mana yang banyak disebutkan seolah-olah
presiden yang akan mengembalikan ke orde baru," kata Ray, di Jakarta
Pusat, Kamis (27/11/2014).
Bahkan, kata dia, pernyataan Tedjo malah merugikan kelompok Agung Laksono dan
beberapa kader yang menolak Aburizal Bakrie. Terlibih pernyataan itu diterima
masyarakat akan mengembalikan model kekuasaan seperti di zaman orde baru
"Sekarang karena pernyataannya (Tedjo) itu kelompok Agus Gumiwang dan
Agung Laksono dianggap kelompoknya Jokowi, KIH, kira-kira kan begitu,"
ujar dia.
Selain itu, Ray menegaskan Tedjo dalam kapasitasnya sebagai menteri tidak mengetahui
tugas pokok dan fungsi. Dengan begitu dia sangat menyayangkan tindakan Tedjo
sebagai pembantu Jokowi.
"Pertama, ketidakmatangan memahami tupoksinya, dan yang kedua
ketidakmatangan dia (Tedjo) memahami politik nasional," ujar dia.
Baca Juga: Khofifah: Golkar Beri SK Tanpa Mahar, Jadi Referensi Partai Besar dalam Pencalonan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News