Produksi Sampah Melonjak, Pemkot Mojokerto Santuy

Produksi Sampah Melonjak, Pemkot Mojokerto Santuy TPA Randegan era Wali Kota Mas’ud Yunus sudah kritis. Pemerintah waktu itu sudah bersiap memperluas lahan TPA dengan membeli lahan di sekitarnya. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan diperkirakan overload sepuluh tahun ke depan. Pasalnya, produksi sampah rumah tangga di Kota Mojokerto terus mengalami tren naik. Bahkan, setahun terakhir produksi sampah rumah tangga mencapai 80 ton per hari. Naik 10 ton dari level sebelumnya yang hanya 70 ton per hari.

Ironisnya, hingga kini Pemkot setempat terkesan bergeming menyikapi tren ini. Nyatanya, hingga kini pemkot masih belum juga menyiapkan lahan pengganti TPA lama yang hanya seluas 4 hektare di tapal batas kota.

Baca Juga: Sambut Kedatangan Tim Verlap KKS Jatim, Pj Wali Kota Mojokerto Pamer Keunggulan Daerah

Gagasan membuat tempat pengolahan sampah hilir di kawasan Blooto dan Pulorejo yang muncul di era Wali Kota Abdul Gani Soehartono pun tak lebih dari sekadar lips service belaka.

"Tidak ada anggaran. Belum ada ancang-ancang mencari lahan karena anggaran," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto, Ikromul Yasak, menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (30/10) kemarin.

Selain gembar-gembor soal pengadaan TPA di Blooto dan Pulorejo, TPA ini pun sedianya diperluas dengan membeli lahan milik dua orang pengusaha kakap di sisi barat. Namun rencana yang kabarnya bakal gol dua tahun silam tak lebih dari isapan jempol belaka. Rencana tersebut nyatanya hanya mimpi siang bolong.

Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek

Mantan Kepala Dispendukcapil ini tak membantah adanya kenaikan produksi sampah yang cukup signifikan setahun terakhir. "Produksi sampah kini 80 ton per hari. Naik dari 70 ton per hari seiring dengan menjamurnya perumahan dan pertokoan baru," ungkapnya.

Ia memprediksi dengan beban produksi yang meningkat, maka kekuatan daya tampung TPA ini sampai bertahan paling tidak 10 tahun ke depan. "Sampai sepuluh tahun ke depan. Upaya kita untuk itu yakni dengan cara menekan produksi sampah dengan memilah mulai tingkat hulu ke hilir," urainya.

Untuk itu, ia getol melakukan pemilahan sampai bernilai ekonomi di TPS dan mengirim residu murni ke TPA. "Residu itu yang akan ditimbun," pungkasnya. (yep/rev) 

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Melalui Dinsos P3A Rehab Rumah Warga yang Tak Layak Huni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO