
KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020 Kota Malang sebesar Rp 2,7 triliun telah disahkan oleh DPRD di sidang rapat paripurna, Senin (04/11).
Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika usai memimpin sidang paripurna menegaskan, banyak catatan dalam pengesahan APBD 2020. Di antaranya terkait proyek pembangunan MCC (Malang Creative Center), jembatan Kedungkandang, dan Islamic Center.
"Untuk pembangunan MCC, kami berani melepaskan kepada Pemkot jika sudah melengkapi dokumennya seperti DED, Amdal, dan Amdal Lalin, serta dokumen lainnya. Deadline melengkapinya pada 31 Desember 2019," tegas Made.
BACA JUGA:
Begitu juga soal pembangunan Kedungkandang yang sempat tersangkut hukum, DPRD meminta Pemkot melengkapinya dengan surat resmi dari aparat hukum.
Made juga mengaku menyayangkan sikap Pemkot, karena dewan tidak mendapatkan RKA (Rancangan Kerja Anggaran) yang melekat di OPD. “Ada apa? Dan kenapa?, apakah dikhawatirkan legislatif mengetahui detail anggaran yang dibutuhkan atau dibelanjakannya?,” tuturnya.
Hal yang sama disampaikan perwakilan F-PKB, Arif Wahyudi. Menurutnya, Tim Anggaran Pemda (TAPD) Kota Malang kurang terbuka. Sebab, anggaran pembangunan MCC yang sudah masuk di KUA-PPAS Rp 125 miliar, namun ternyata secara total Rp 185 miliar.
“Semestinya Pemkot menyampaikan sejak awal jika kebutuhan pembangunan MCC tenyata Rp 185 miliar (multiyears). Kami berpesan, anggaran yang melekat di OPD termasuk anggaran mamin, dijalankan sesuai aturan dan perencanaan secara baik dan benar,” tambah Arif Wahyudi.
Sementara Ketua F-PKS Trio Agus P menekankan agar Pemkot bisa memenuhi target PAD Rp 720 miliar sesuai di KUA-PPAS. “Di samping itu, potensi meningkatkan sampai Rp 1 triliun. Kami yakini masih bisa terupayakan, guna menunjang APBD 2020 yang 60 persennya terserap di tiga proyek (MCC, jembatan Kedungkandan, dan Islamic Center, Red),” tukasnya.
“Khususnya untuk pembangunan MCC, kami meminta nilai manfaat, pengelolaan, serta perkembangannya. Harus jelas dan berkelanjutan jangka panjang. Jangan sampai kegagalan Bandung Creative terjadi di Kota Malang,” pungkasnya. (iwa/rev)