SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Museum Pendidikan di Jalan Genteng Kali, Senin (25/11), bertepatan dengan momentum Hari Guru Nasional.
Peresmian itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan melati di pintu masuk Museum Pendidikan oleh Wali Kota Risma.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Monumen Kapal Selam Surabaya Bulan ini
Risma menuturkan, sebenarnya gedung eks Taman Siswa itu sudah ditaksir sejak lama untuk dijadikan museum. Bahkan, ia memastikan tak ada satu pun yang diubah dari bentuk aslinya. Yang dilakukan pemkot hanya memperbaiki. Oleh sebab itu, ia bersyukur tempat ini menjadi milik pemkot dan dikelola menjadi Museum Pendidikan.
“Ternyata Tuhan mengabulkan doa saya. Dengan dibantu Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN), tanah bekas asing Cina ini sekarang sudah bisa dikelola pemkot. Saya ingin anak-anak tahu betapa beratnya pendidikan pada masa itu,” tutur Wali Kota Risma mengawali sambutannya.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Sejarah di Surabaya yang Cocok Dikunjungi saat HUT ke-78 Republik Indonesia
Dengan adanya museum ini, ia mengaku ingin memberikan tonggak kepada anak-anak generasi milenial bahwa pendidikan pada masa itu sangat lah berat.
"Itu lah alasan mengapa Museum Pendidikan ini dibuat. Tujuan utamanya memang untuk mengerti perjuangan para pendahulu dalam menuntut ilmu yang dapat terekam dari benda-benda bersejarah itu," akuinya.
Untuk koleksi, Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini menjelaskan sebanyak 860 koleksi yang dipajang di museum itu. Mulai dari pendidikan masa lampau, sampai pendidikan masa kini. Bahkan, dalam memperoleh barang kuno itu, Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) hunting dari berbagai tempat di berbagai kota.
Baca Juga: Tinjau Museum Olahraga, Plt. Wali Kota Whisnu Pastikan Kesiapan Sebelum Peresmian
“Hunting koleksi dari berbagai daerah. Beberapa dari koleksi itu ada yang kita dapatkan dari Yogyakarta,” tegasnya.
Menurutnya, meskipun koleksi Museum Pendidikan itu belum lengkap, namun dia berkomitmen untuk terus berupaya memenuhi isi dari museum itu. “Ini belum lengkap memang. Tapi kami masih terus berusaha untuk melengkapinya,” paparnya.
Dari semua itu, wali kota yang juga menjabat Presiden United Cities and Local Government (UCLG) – Asia Pasific ini berharap nantinya anak-anak Surabaya dapat bersaing tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga di tingkat dunia. “Makanya, mereka itu kita siapkan supaya tidak jadi penonton, karena itu kita persiapkan dengan betul,” tegasnya.
Baca Juga: Menikmati Aura Mistis Museum Sejarah dan Budaya Unair, Selain Keris Joko Tingkir, ini Koleksinya
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan proses pengerjaan museum ini kurang lebih sekitar 4-5 bulan. Sebab, pembenahan bangunan kuno ini perlu banyak diskusi dengan tim cagar budaya agar tidak merusak esensi dari bangunan aslinya.
Antiek memastikan bahwa Museum Pendidikan itu dibuka setiap hari untuk umum dan tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. “Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari dari pagi pukul 08.00 – 16.00 WIB. Masuknya free tanpa biaya sepeser pun,” pungkasnya.
Wali Kota Risma juga menyempatkan diri ditemani forkopimda berkeliling menyaksikan ratusan koleksi di museum baru tersebut. Satu per satu ruangan eks Taman Siswa itu dilihat oleh Wali Kota Risma. Bahkan, tak jarang ia memegang beberapa koleksi museum sembari mengingat masa lalunya.
Baca Juga: 5 Lokasi Bersejarah di Surabaya yang Kini Menjelma Menjadi Museum
Dalam kesempatan itu, hadir pula jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, tim cagar budaya serta kepala sekolah dan guru SD-SMP se-Kota Surabaya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News