SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah kader inti dari Gerakan Pemuda Ansor. Di masa lalu, Banser sempat dipandang angker karena sejarah di tahun 1965. Kala itu Banser berhadap-hadapan, bahkan saling bunuh dengan anggota PKI dan simpatisannya.
Banser juga sempat dipandang sebelah mata dan menjadi sasaran bully di media sosial (medsos). Namun perlakuan itu tak menyurutkan eksistensi Korp Banser. Bahkan dari hari ke hari, minat menjadi Banser semakin tinggi.
Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter
Mulai orang tua hingga generasi milenial bergabung menjadi Banser. Para remaja putri juga tak sungkan bergabung dengan korp yang sering diplesetkan dengan TNU atau Tentara Nahdlatul Ulama.
Terbaru, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka pun bergabung menjadi Anggota Banser. Gibran menjadi anggota Banser setelah mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser di Solo.
"Hampir setiap bulan ada rekrutmen anggota Ansor dan Banser di setiap Kabupaten maupun Kota. Peminatnya pun selalu membludak. Padahal menjadi anggota Ansor-Banser tak gampang, harus melalui pelatihan atau diklat," terang Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor, Gus Abid Umar Faruq, Senin (24/2).
Baca Juga: Gandeng LBH Ansor dan KPAI, Pemkot Mojokerto Gelar Penyuluhan Hukum
Ketua GP Ansor Kota Surabaya, H. M. Faridz Afif mengakui, setiap GP Ansor Surabaya membuka rekrutmen anggota Banser tak pernah sepi peminat. Justru pihaknya harus membatasi kuota pendaftaran karena membeludaknya peminat. Rata-rata ada 200 peserta diklatsar dalam setiap angkatan.
Pria yang akrab disapa Gus Afif ini menjelaskan, tak hanya minat menjadi anggota baru yang tinggi. Semangat anggota Banser aktif untuk mengikuti jenjang pendidikan pun sangat tinggi. Contohnya belum lama ini, GP Ansor Surabaya melaksanakan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah Diklatsar.
"Dalam kegiatan Susbalan kemarin, kami membatasi kuota 150 peserta. Namun pendaftar membludak hingga 246 orang. Kami tak tega menolak, karena mayoritas mereka datang dari luar Jawa Timur. Mulai Bali, Bogor, Jawa Barat, hingga Kota Medan, Sumatera Utara," ujar Afif.
Baca Juga: Bupati Kediri Beri Sejumlah Bantuan ke Anggota Banser Tertua di Pelantikan GP Ansor
Afif melanjutkan, Susbalan yang dilaksanakan mulai 20 Februari hingga 24 Februari dini hari itu dipusatkan di Pondok Pesantren Al Fatich, Tambak Osowilangun, Benowo. Tujuannya agar Banser tidak lepas dari kulturnya sebagai santri dan pengawal ulama.
Afif menjelaskan, 246 peserta Susbalan itu berasal dari berbagai latar belakang. Ada guru, dosen, wiraswasta, hingga Lurah. Mereka semua mendapat perlakuan sama dari para instruktur. Digembleng secara fisik maupun mental serta pengembangan wawasan.
Baca Juga: Roadshow ke-3 Literasi Keuangan dan Pasar Modal Syariah GP Ansor Jatim Digelar di Tuban
Dari 246 peserta itu, 7 di antaranya adalah perempuan. Mereka berlatarbelakang ibu rumah tangga hingga remaja putri.
"Latar belakang peserta Susbalan ini bermacam-macam. Ada lurah, ibu rumah tangga hingga remaja putri. Pengorbanan mereka tidak ringan, harus meninggalkan keluarga dan pekerjaan. Selain itu juga membayar biaya pendaftaran sebagai peserta Susbalan. Ini membuktikan keikhlasan mereka yang luar biasa," pungkas Gus Afif. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News