BangsaOnline-Pengusaha sekaligus Bos Artha Graha Network Tomy Winata (TW) melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Gedung DPP PDIP. Plt Sekjen PDIP Hasto Krisyanto, mengatakan, tak ada urusan lobi-melobi dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan, nampak hadir pula Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristoyanto. Mereka masuk ke Kantor DPP PDIP sekitar pukul 12.35 WIB. Kemudian sekitar pukul 13.20 WIB, Tomy Winata keluar dari Kantor DPP PDIP. Sementara Megawati dan Hasto tak nampa keluar.
Baca Juga: Diuber Intelijen, Hadapi Debitur Bandel, Gus Im: Saya Lebih ‘Sinting’ dari Gus Dur
Saat dikonfirmasi perihal pertemuan dengan Mega, Tomy tak banyak berkomentar. Menurutnya, tak ada yang spesial dalam pertemuan. "Intinya hanya makan siang," ucap Tomy.
Setelah itu, Tomy masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Kantor DPP PDIP.
"Pertemuan (Megawati dan
TW-red) hanya aksi sosial. Pertemuan kemanusiaan," kata Hasto saat
diwawancarai wartawan di Gedung DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta
Selatan, Senin (22/12/2014).
Siang itu, TW memang mendampingi
Megawati saat meninjau kegiatan Pasar Murah di DPP PDIP. Event itu
disponsori penuh oleh Grup Artha Graha Peduli dan Sinar Mas. Hasto
mengatakan PDIP yang menjadi inisiator aksi tersebut. Tak ada yang
spesial.
"Di PDIP, rakyat ikut bergotong royong, semua
bergotong-royong, ada juga pengusaha yang bergotong royong secara
langsung. Ini sebuah aksi sosial yang biasa dilakukan. PDIP terbuka
terhadap mereka mereka yang ingin bersama dengan PDIP bergotong royong
untuk rakyat," jelas Hasto.
Pengusaha umumnya dianggap punya
kepentingan jika melakukan pendekatan, khususnya kepada partai penyokong
pemerintah seperti PDIP. Apalagi TW adalah salah satu inisiator proyek
pembangunan Jembatan Selat Sunda yang baru saja dibatalkan pemerintah.
Namun Hasto menegaskan tak ada urusan lobi-melobi TW terhadap Megawati dalam pertemuan itu. "
Kita nggak ada lobi-lobi. Salah kalau melakukan lobi-lobi ke PDIP," tegas Hasto.
"PDIP
tetap partai yang berdaulat penuh, kita tidak mudah disetir, apalagi
oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Kita punya konsepsi membumikan
Trisakti itu, sehingga mereka yang datang, sangat naif kalau kemudian
dikatakan, untuk menyetir. Sejak dulu kita tidak pernah mudah disetir
oleh siapapun. Kecuali oleh kepentingan rakyat," sambung Hasto.
Baca Juga: Menpan RB Yuddy Chrisnandi Puji Tomy Winata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News