Penjual Bunga Tabur di Pacitan Tak Terpengaruh Covid-19

Penjual Bunga Tabur di Pacitan Tak Terpengaruh Covid-19 Salah satu penjual bunga tabur di Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Di tengah wabah coronavirus disease (covid-19), para penjual bunga tabur masih banyak terlihat di sejumlah gerbang pintu masuk tempat pemakaman umum (TPU) di Kabupaten . Apalagi menjelang Ramadhan seperti saat ini.

Meski demikian, mereka mengakui omzetnya turun dari Ramadhan tahun sebelumnya akibat pandemik Corona.

"Kami ini berjualan bunga tabur sudah turun temurun Mas (wartawan). Pesan dari leluhur dulu, apapun kondisinya saya harus tetap berjualan bunga. Itu wasiat yang terus kami uri-uri sampai sekarang ini," kata Aprianti, salah seorang penjual bunga tabur di gerbang pintu masuk TPU Giri Sampoerno, , Kamis (16/4).

Menurut Aprianti, sebelum adanya wabah coronavirus, tepatnya setahun lalu, tiap hari ia bisa menjual hampir 50 bungkus kembang tabur makam. Namun seiring wabah virus SARS-CoV-2, untuk bisa menjual 20-25 bungkus pun kesulitan.

"Peziarah di makam ini menurun. Tahun lalu kan banyak pendatang dari berbagai kota yang berziarah ke makam ini. Sekarang mungkin mereka banyak yang tidak pulang karena ada virus Corona," tutur ibu dua anak ini pada pewarta.

Aprianti mengaku tetap harus berjualan ketika menjelang bulan puasa. Sebab, hal itu bisa membantu untuk menambal kebutuhan rumah tangganya. "Kata mbah-mbah dulu, jangan sampai tidak berjualan (bunga tabur) ketika mau puasa. Karena itu wasiat, saya tetap berjualan meskipun sepi pembeli," tuturnya.

Untuk mendapatkan bahan baku bunga tabur makam, atau jamak disebut dengan kembang telon (tiga rupa), Aprianti tak kesulitan. Ia cukup memetik di pekarangan tempat tinggalnya. Sudah sejak beberapa tahun silam, ia dan keluarganya menanam beragam bunga untuk dijual. Seperti mawar, kenanga, melati, serta kantil.

Namun untuk daun pandan, Aprianti mengaku harus mengulak di pasar. "Tiga rupa itu kan ada mawar, kenanga, dan juga potongan daun pandan," jelasnya.

Setiap sebungkus bunga tabur, Aprianti bersama rekan penjual kembang lainnya menyepakati untuk menjual seharga Rp 2.000. "Sejak beberapa tahun lalu, harga nggak pernah naik. Ya hanya Rp 2.000 per bungkus," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO